Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengunjungi rumah duka siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Putu Satria Ananta Rustika (19) yang meninggal dunia pada Jumat (3/5) akibat kekerasan oleh seniornya.
Budi Karya di Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis, menyampaikan penyesalan dan permintaan maafnya kepada keluarga korban, sebab Rio, panggilan akrab korban, meninggal dunia saat menjalani pendidikan di sekolah kedinasan di bawah Kemenhub.
“Ini menjadi sangat mendalam bagi kami dan menjadi titik bahwa kami harus melakukan suatu perubahan, penting inisiatif ini kami lakukan, dan saya mohon maaf pada saat di Jakarta saya tidak bisa menemui, karena saya di luar kota,” kata dia.
Kehadiran Menhub di rumah duka tepat sehari sebelum upacara pengabenan untuk jenazah Putu Satria, bersama tim, ia tiba di Desa Gunaksa, Klungkung, sekitar pukul 8.30 Wita.
Saat tiba, Budi Karya langsung memeluk keluarga korban dan bersama-sama ke balai tempat jenazah Putu Satria dibaringkan.
Menteri kelahiran Palembang tersebut, kemudian duduk dan berbincang-bincang dengan keluarga korban, setelah itu memberi cenderamata serta bantuan uang dari STIP Marunda.
Selain rencana merombak sistem pendidikan di sekolah kedinasan, Menhub juga menyampaikan ke keluarga korban bahwa mereka sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan upaya hukum dan pengawalan terhadap kasus ini, sehingga pelaku mendapat hukuman setimpal.
“Dengan kejadian ini tentu menjadi evaluasi bagi kami dan kami sudah membebastugaskan direktur dan beberapa pejabat di STIP Marunda, ini sebagai rasa tanggung jawab dan tindakan tegas,” kata dia.
Sebelum beranjak dari rumah duka, Budi Karya menyampaikan bahwa kejadian yang menimpa Putu Satria akan selalu dikenang dan menjadi landasan kementeriannya merombak sistem pendidikan kedinasan mereka saat ini.
Nengah Rusmini yang merupakan ibu korban menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menhub Budi Karya di tengah suasana duka tersebut.
Ia berharap kematian putra pertamanya segera mendapat titik terang dan mengungkap semua pelaku di balik itu.
“Mudah-mudahan apa yang disampaikan tadi memang akan terwujud sesuai harapan keluarga kami, dan untuk kasus Rio, saya mohon dukungan, sehingga keluarga kami mendapat keadilan seadil-adilnya, biar kematian anak saya tidak sia-sia,” ucapnya.
Baca juga: Polisi tetapkan tiga lagi siswa STIP jadi tersangka penganiayaan terhadap junior
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Budi Karya di Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis, menyampaikan penyesalan dan permintaan maafnya kepada keluarga korban, sebab Rio, panggilan akrab korban, meninggal dunia saat menjalani pendidikan di sekolah kedinasan di bawah Kemenhub.
“Ini menjadi sangat mendalam bagi kami dan menjadi titik bahwa kami harus melakukan suatu perubahan, penting inisiatif ini kami lakukan, dan saya mohon maaf pada saat di Jakarta saya tidak bisa menemui, karena saya di luar kota,” kata dia.
Kehadiran Menhub di rumah duka tepat sehari sebelum upacara pengabenan untuk jenazah Putu Satria, bersama tim, ia tiba di Desa Gunaksa, Klungkung, sekitar pukul 8.30 Wita.
Saat tiba, Budi Karya langsung memeluk keluarga korban dan bersama-sama ke balai tempat jenazah Putu Satria dibaringkan.
Menteri kelahiran Palembang tersebut, kemudian duduk dan berbincang-bincang dengan keluarga korban, setelah itu memberi cenderamata serta bantuan uang dari STIP Marunda.
Selain rencana merombak sistem pendidikan di sekolah kedinasan, Menhub juga menyampaikan ke keluarga korban bahwa mereka sudah berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan upaya hukum dan pengawalan terhadap kasus ini, sehingga pelaku mendapat hukuman setimpal.
“Dengan kejadian ini tentu menjadi evaluasi bagi kami dan kami sudah membebastugaskan direktur dan beberapa pejabat di STIP Marunda, ini sebagai rasa tanggung jawab dan tindakan tegas,” kata dia.
Sebelum beranjak dari rumah duka, Budi Karya menyampaikan bahwa kejadian yang menimpa Putu Satria akan selalu dikenang dan menjadi landasan kementeriannya merombak sistem pendidikan kedinasan mereka saat ini.
Nengah Rusmini yang merupakan ibu korban menyampaikan terima kasih atas kehadiran Menhub Budi Karya di tengah suasana duka tersebut.
Ia berharap kematian putra pertamanya segera mendapat titik terang dan mengungkap semua pelaku di balik itu.
“Mudah-mudahan apa yang disampaikan tadi memang akan terwujud sesuai harapan keluarga kami, dan untuk kasus Rio, saya mohon dukungan, sehingga keluarga kami mendapat keadilan seadil-adilnya, biar kematian anak saya tidak sia-sia,” ucapnya.
Baca juga: Polisi tetapkan tiga lagi siswa STIP jadi tersangka penganiayaan terhadap junior
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024