Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengantisipasi terjadinya kemacetan di jalan-jalan Bali saat perhelatan World Water Forum (WWF) ke-10 pada 18-25 Mei 2024 mendatang.
Hal ini disampaikan Sandiaga di Kabupaten Badung, Sabtu, menyikapi kondisi kemacetan Bali belakangan, dimana kondisi kepadatan di ruas-ruas jalan utama terjadi berulang kali.
“Ini (kemacetan) semakin sering berulang, waktu akhir tahun, kemarin juga, dan kami menyiapkan WWF, oleh karena itu semua harus koordinasi yang lebih baik sehingga penumpukan tidak terjadi pada bersamaan waktu,” kata dia.
Menurut dia, saat pertemuan petinggi 193 negara di dunia itu nanti, Bali akan disorot, apalagi mengingat keberhasilan saat G20 yang semestinya terjadi juga dalam perhelatan dengan 35 ribu delegasi kali ini.
“Saat G20 itu bisa kami atasi dengan baik, saat ini juga tidak ada alasan untuk tidak mengatasinya dengan baik,” ujar Sandiaga.
“Jadi, simulasi ini (lalu lintas) terus berjalan, kami terus koordinasikan dan kami pastikan bahwa lalu lintas di Bali akan tertangani selama WWF,” sambungnya.
Selain lalu lintas di jalanan, Menparekraf juga ingin memastikan tidak terjadi kepadatan di jalur kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai khususnya pada loket pembayaran pungutan wisman.
Nantinya akan diatur skema menyesuaikan kondisi saat delegasi tiba agar tidak terjadi penumpukan, apalagi ternyata banyak peserta World Water Forum yang ingin berpartisipasi dalam pelestarian budaya dan penanganan sampah di Pulau Dewata.
Di luar antisipasi kemacetan atau kepadatan pergerakan delegasi, Sandiaga sendiri bersama Dispar Bali melakukan pengecekan lokasi-lokasi perhelatan WWF, terutama lokasi karyawisata.
Kepada media ia menyebut total terdapat 12 titik yang disiapkan termasuk kegiatan tambahan seperti kawasan mangrove dan lokasi prosesi melukat atau pembersihan diri.
“Dapat kami sampaikan semua lokasinya termasuk lokasi yang banyak mendapatkan perhatian yaitu tempat penyucian dengan air itu semuanya siap untuk menerima kunjungan dari para wisatawan dan delegasi WWF,” tuturnya.
Baca juga: Menteri PUPR sebut MoU instalasi pengolahan air IKN diteken di World Water Forum Bali
Baca juga: Menteri PUPR sebut World Water Forum siap dilaksanakan di Bali pada Mei
Baca juga: Menkominfo dorong K/L intensifkan promosi World Water Forum ke-10
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Hal ini disampaikan Sandiaga di Kabupaten Badung, Sabtu, menyikapi kondisi kemacetan Bali belakangan, dimana kondisi kepadatan di ruas-ruas jalan utama terjadi berulang kali.
“Ini (kemacetan) semakin sering berulang, waktu akhir tahun, kemarin juga, dan kami menyiapkan WWF, oleh karena itu semua harus koordinasi yang lebih baik sehingga penumpukan tidak terjadi pada bersamaan waktu,” kata dia.
Menurut dia, saat pertemuan petinggi 193 negara di dunia itu nanti, Bali akan disorot, apalagi mengingat keberhasilan saat G20 yang semestinya terjadi juga dalam perhelatan dengan 35 ribu delegasi kali ini.
“Saat G20 itu bisa kami atasi dengan baik, saat ini juga tidak ada alasan untuk tidak mengatasinya dengan baik,” ujar Sandiaga.
“Jadi, simulasi ini (lalu lintas) terus berjalan, kami terus koordinasikan dan kami pastikan bahwa lalu lintas di Bali akan tertangani selama WWF,” sambungnya.
Selain lalu lintas di jalanan, Menparekraf juga ingin memastikan tidak terjadi kepadatan di jalur kedatangan internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai khususnya pada loket pembayaran pungutan wisman.
Nantinya akan diatur skema menyesuaikan kondisi saat delegasi tiba agar tidak terjadi penumpukan, apalagi ternyata banyak peserta World Water Forum yang ingin berpartisipasi dalam pelestarian budaya dan penanganan sampah di Pulau Dewata.
Di luar antisipasi kemacetan atau kepadatan pergerakan delegasi, Sandiaga sendiri bersama Dispar Bali melakukan pengecekan lokasi-lokasi perhelatan WWF, terutama lokasi karyawisata.
Kepada media ia menyebut total terdapat 12 titik yang disiapkan termasuk kegiatan tambahan seperti kawasan mangrove dan lokasi prosesi melukat atau pembersihan diri.
“Dapat kami sampaikan semua lokasinya termasuk lokasi yang banyak mendapatkan perhatian yaitu tempat penyucian dengan air itu semuanya siap untuk menerima kunjungan dari para wisatawan dan delegasi WWF,” tuturnya.
Baca juga: Menteri PUPR sebut MoU instalasi pengolahan air IKN diteken di World Water Forum Bali
Baca juga: Menteri PUPR sebut World Water Forum siap dilaksanakan di Bali pada Mei
Baca juga: Menkominfo dorong K/L intensifkan promosi World Water Forum ke-10
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024