Batam (Antara Bali) - Ratusan siswa SMA Negeri 14 di Tanjungsengkuang, Kota Batam, Kepulauan Riau, berunjuk rasa menuntut kejelasan realisasi penggunaan uang pembangunan atau uang gedung yang disetor siswa baru.
"Uang pembangunan terus naik. Namun, hampir tidak ada pembangunan di sekolah ini," kata seorang siswa saat melakukan orasi, Senin.
Ia mengatakan, dana sumbangan berkisar Rp1,3 juta yang dipungut saat penerimaan siswa baru hingga kini tidak jelas penggunaannya.
"Sebagian dari kami masih harus belajar di laboratorium karena ruang kelasnya kurang. Padahal kami harus membayar mahal untuk masuk sekolah di sini," kata dia.
Selain tidak adanya realisasi uang pembangunan ruang kelas baru, kata dia, rencana pembangunan pagar sekolah, ruang parkir, kakus dan berbagai program lain tidak terealisasi.
"Pembangunan ruang kelas baru, menggunakan dana bantuan pemerintah, bukan dari dana sumbangan siswa," kata siswa yang masih duduk-duduk bersama ratusan temannya menunggu hasil pembicaraan dengan pihak sekolah. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"Uang pembangunan terus naik. Namun, hampir tidak ada pembangunan di sekolah ini," kata seorang siswa saat melakukan orasi, Senin.
Ia mengatakan, dana sumbangan berkisar Rp1,3 juta yang dipungut saat penerimaan siswa baru hingga kini tidak jelas penggunaannya.
"Sebagian dari kami masih harus belajar di laboratorium karena ruang kelasnya kurang. Padahal kami harus membayar mahal untuk masuk sekolah di sini," kata dia.
Selain tidak adanya realisasi uang pembangunan ruang kelas baru, kata dia, rencana pembangunan pagar sekolah, ruang parkir, kakus dan berbagai program lain tidak terealisasi.
"Pembangunan ruang kelas baru, menggunakan dana bantuan pemerintah, bukan dari dana sumbangan siswa," kata siswa yang masih duduk-duduk bersama ratusan temannya menunggu hasil pembicaraan dengan pihak sekolah. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013