Jaringan Pengelola Zakat Infaq dan Shadaqah (JPZIS) Yayasan Madya Nurussalam di Bali mulai melakukan penyaluran zakat fitrah ke penerima yang hendak pulang kampung terlebih dahulu.
Wiji selaku Ketua Panitia Zakat di perpanjangan tangan NU CARE-LAZIZ NU itu mengatakan sebanyak empat kelompok yang terdiri dari sekitar 40 orang sudah menerima zakat fitrah karena hendak merayakan Idul Fitri di kampung halaman.
“Mereka yang sudah ambil lebih dulu karena mau pulang, seharusnya saat malam takbir besok tapi sudah lebih dahulu ketua kelompoknya bagikan total uang Rp1,6 juta dan beras 1.600 kg,” kata dia di Denpasar, Bali, Senin.
Diketahui yayasan tersebut rutin menerima dan menyalurkan zakat fitrah ketika momentum Idul Fitri, saat ini tercatat sebanyak 594 jiwa sudah membayarkan dengan total uang Rp44,72 juta dan beras 318 kg.
Wiji mengatakan sejak Sabtu (30/3) lalu sudah melakukan penerimaan karena menyadari jamaah di Bali baik yang membayar maupun menerima akan banyak yang mudik ke luar Pulau Dewata sehingga dimulai sejak jauh-jauh hari.
Sesuai arahan pusat mereka menerima zakat fitrah berupa uang Rp50 ribu atau beras 2,8 kg per jiwa, karena pembayaran berupa beras tak banyak maka mereka juga melakukan pengemasan sendiri sebelum disalurkan.
Para penerima zakat fitrah sendiri sudah didata, saat ini ada 300 nama yang berhak menerima tersebar di Kota Denpasar, dimana masing-masing diberikan uang Rp50 ribu dan beras 5 kg.
Terhadap daftar penerima di luar empat kelompok tadi, yayasan akan menyerahkan saat malam takbiran dengan kemungkinan penerima yang bertambah.
“Ini akan bertambah lagi sesuai nominal kami menerima, finalnya waktu malam takbir itu wajib habiskan karena zakat fitrah harus habis sebelum khotib naik mimbar, nanti hari raya kami melaporkan menerima berapa dan memberi berapa supaya transparan,” ujar Wiji.
Ia tetap mengingatkan bagi masyarakat yang belum membayar zakat fitrah agar segera dilakukan sebagai penyempurna ibadah puasa, apalagi di Bali dirasa masih banyak yang membutuhkan.
“Kita bisa lihat beberapa kategori yang menerima seperti penghasilannya tidak tetap, diam di kos-kosan, ada yang tidak bisa mudik, ada juga mualaf dengan kita memperhatikan mereka maka bisa terpacu meningkatkan ibadah,” ujar ketua panitia zakat tersebut.
Salah satu warga Bali yang sedang membayar zakat bernama Khoirul Ulum (54) mengatakan sengaja membayar di yayasan tersebut karena sesuai dengan lingkungan tinggalnya.
Ia menyadari belakangan lebih banyak yang membayar dengan uang tunai, sehingga tahun ini ia memilih membayar dengan beras untuk tiga anggota keluarganya.
“Ini rutin, untuk tahun ini bayar berupa beras untuk tiga orang agar mudah bisa langsung dibagikan dan dikonsumsi penerimanya, dan ini sebenarnya suatu kewajiban,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024
Wiji selaku Ketua Panitia Zakat di perpanjangan tangan NU CARE-LAZIZ NU itu mengatakan sebanyak empat kelompok yang terdiri dari sekitar 40 orang sudah menerima zakat fitrah karena hendak merayakan Idul Fitri di kampung halaman.
“Mereka yang sudah ambil lebih dulu karena mau pulang, seharusnya saat malam takbir besok tapi sudah lebih dahulu ketua kelompoknya bagikan total uang Rp1,6 juta dan beras 1.600 kg,” kata dia di Denpasar, Bali, Senin.
Diketahui yayasan tersebut rutin menerima dan menyalurkan zakat fitrah ketika momentum Idul Fitri, saat ini tercatat sebanyak 594 jiwa sudah membayarkan dengan total uang Rp44,72 juta dan beras 318 kg.
Wiji mengatakan sejak Sabtu (30/3) lalu sudah melakukan penerimaan karena menyadari jamaah di Bali baik yang membayar maupun menerima akan banyak yang mudik ke luar Pulau Dewata sehingga dimulai sejak jauh-jauh hari.
Sesuai arahan pusat mereka menerima zakat fitrah berupa uang Rp50 ribu atau beras 2,8 kg per jiwa, karena pembayaran berupa beras tak banyak maka mereka juga melakukan pengemasan sendiri sebelum disalurkan.
Para penerima zakat fitrah sendiri sudah didata, saat ini ada 300 nama yang berhak menerima tersebar di Kota Denpasar, dimana masing-masing diberikan uang Rp50 ribu dan beras 5 kg.
Terhadap daftar penerima di luar empat kelompok tadi, yayasan akan menyerahkan saat malam takbiran dengan kemungkinan penerima yang bertambah.
“Ini akan bertambah lagi sesuai nominal kami menerima, finalnya waktu malam takbir itu wajib habiskan karena zakat fitrah harus habis sebelum khotib naik mimbar, nanti hari raya kami melaporkan menerima berapa dan memberi berapa supaya transparan,” ujar Wiji.
Ia tetap mengingatkan bagi masyarakat yang belum membayar zakat fitrah agar segera dilakukan sebagai penyempurna ibadah puasa, apalagi di Bali dirasa masih banyak yang membutuhkan.
“Kita bisa lihat beberapa kategori yang menerima seperti penghasilannya tidak tetap, diam di kos-kosan, ada yang tidak bisa mudik, ada juga mualaf dengan kita memperhatikan mereka maka bisa terpacu meningkatkan ibadah,” ujar ketua panitia zakat tersebut.
Salah satu warga Bali yang sedang membayar zakat bernama Khoirul Ulum (54) mengatakan sengaja membayar di yayasan tersebut karena sesuai dengan lingkungan tinggalnya.
Ia menyadari belakangan lebih banyak yang membayar dengan uang tunai, sehingga tahun ini ia memilih membayar dengan beras untuk tiga anggota keluarganya.
“Ini rutin, untuk tahun ini bayar berupa beras untuk tiga orang agar mudah bisa langsung dibagikan dan dikonsumsi penerimanya, dan ini sebenarnya suatu kewajiban,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024