Pontianak (Antara Bali) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Pontianak mengajak BUMN, BUMD maupun perusahaan swasta melalui program tanggung jawab sosial (CSR) untuk mewujudkan pangan jajanan anak sekolah yang aman, bermutu dan bergizi.
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Pontianak, Ali Bata Harahap, Jumat mengatakan, hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama guna mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas. "Ini mempengaruhi daya saing bangsa di tingkat global," ujar dia.
Ia melanjutkan, kerja sama lintas sektor juga diperlukan untuk memberantas peredaran produk obat dan makanan ilegal, tidak memenuhi syarat, kedaluarsa dan lain-lain.
Berdasarkan data BBPOM di Pontianak, jajanan anak yang memenuhi syarat menunjukkan kenaikan yakni 63,32 persen (tahun 2010); 82,97 persen (tahun 2011); dan 87,74 persen (tahun 2012).
Meski membaik, namun terjadi peningkatan cemaran bahan tambahan pangan yang melebihi batas yang diperkenankan.
Ia juga meminta masyarakat agar sebelum mengkonsumsi makanan olahan dan pangan siap saji untuk mencermatinya agar terhindar dari bahan tercemar bahaya kimia, fisik dan biologi. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Pontianak, Ali Bata Harahap, Jumat mengatakan, hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama guna mewujudkan generasi bangsa yang berkualitas. "Ini mempengaruhi daya saing bangsa di tingkat global," ujar dia.
Ia melanjutkan, kerja sama lintas sektor juga diperlukan untuk memberantas peredaran produk obat dan makanan ilegal, tidak memenuhi syarat, kedaluarsa dan lain-lain.
Berdasarkan data BBPOM di Pontianak, jajanan anak yang memenuhi syarat menunjukkan kenaikan yakni 63,32 persen (tahun 2010); 82,97 persen (tahun 2011); dan 87,74 persen (tahun 2012).
Meski membaik, namun terjadi peningkatan cemaran bahan tambahan pangan yang melebihi batas yang diperkenankan.
Ia juga meminta masyarakat agar sebelum mengkonsumsi makanan olahan dan pangan siap saji untuk mencermatinya agar terhindar dari bahan tercemar bahaya kimia, fisik dan biologi. (*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013