Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar mendukung putra daerah Bangli, Provinsi Bali, yakni Kapten Anak Agung Gede Anom menerima gelar sebagai pahlawan nasional karena perjuangan saat melawan penjajahan Belanda.

"Saya pribadi selaku Wakil Bupati Bangli mendukung pengusulan penuh Gelar Pahlawan Nasional Kapten Anak Agung Gede Anom Mudita. Dan semoga atas dukungan semua pihak apa yang menjadi tujuan kita bersama yaitu pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Kapten Anak Agung Gede Anom Mudita dapat terwujud,” kata Wabup Bangli, Selasa di Bangli.

Ia mengatakan hal itu saat membuka acara Seminar Nasional Pengusulan Gelar Pahlawan Nasional Kapten Anak Agung Gede Anom Mudita yang diisi oleh Narasumber Prof.DR. Anak Agung Bagus Wirawan, dari Universitas Udayana, dan I Gusti Bagus Saputra, SH sekaligus sebagai Ketua DPD LVRI Provinsi Bali pada Selasa, (26/03) di Gedung Pertemuan Bukthi Mukti Bakti Kantor Bupati Bangli.
 
Sejarah perjuangan kemerdekaan telah mencatat seorang ksatria dari Puri Agung Bangli yang sudah diakui oleh masyarakat Bali sebagai patriot sejati. Sepak terjang Beliau dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia telah terbukti ditakuti oleh musuh.

Mendengar kedatangan Tentara Sekutu yang menggandeng tentara NICA (Netherland-Indies Civil Administration) ingin kembali menguasai Indonesia membuat beliau sembuh dari penyakit yang sempat dideritanya dan bangkit membangun kekuatan dengan gagah berani berjuang demi tegaknya Ibu Pertiwi dari cengkraman penjajah dengan hadir terdepan di medan tempur memimpin perjuangan para pemuda dan pejuang.

Baca juga: Jumlah kasus DBD di Bangli naik 65 persen

Tampak hadir dalam acara itu yakni Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) Bangli, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bangli, Ketua GOW Kabupaten Bangli, Ketua Yayasan Kebaktian Proklamasi Provinsi Bali, Rektor Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, para pimpinan BUMD Bangli, Ketua DPC LVRI Kabupaten/Kota se- Bali, dan para tokoh puri beserta ahli waris dan peserta seminar dan undangan lain.
 
Dalam perang tersebut bahkan beliau mendapat mandat untuk mengkoordinir perjuangan di Wilayah Bali Timur yang meliputi Bangli, Gianyar, Klungkung dan Karangasem.

Keberadaan para pejuang di bawah kepemimpinan Kapten Anak Agung Gede Anom Mudita beberapa kali telah berhasil mengacaukan pasukan musuh yang membuat mereka marah sehingga dengan kekuatan penuh mengurung dan menyerbu ke markas-markas pejuang.

Dan selanjutnya dalam pertempuran yang terjadi di Desa Penglipuran melawan tentara NICA Anak Agung Gede Anom Mudita gugur pada 20 November 1947 dan dengan lantang memekikkan kalimat "Merdeka Seratus Persen" yang menjadi pekik pembakar semangat untuk menggelorakan perjuangan.
 
Dari kegigihan dan semangat patriotisme beliau yang pantang menyerah sehingga setiap tanggal 20 November pemerintah dan masyarakat Bangli memperingati sebagai Hari Gugurnya Kapten Anak Agung Gede Anom Mudita.

Dalam sambutannya, Wabup Wayan Diar mengatakan “Seminar Nasional ini merupakan bentuk edukasi ke masyarakat tentang nilai-nilai adiluhung yang diwariskan serta memperkaya khasanah sejarah perjuangan daerah khususnya dan nasional pada umumnya.

Baca juga: Bangli - Kominfo buat rencana induk kota pintar
 
Sementara itu, Kepala Museum dan Cagar Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi yang diwakili oleh Ketua Tim Museum dan Galeri Drs. Pustanto, yang hadir melalui daring mengatakan “Anak Agung Gede Anom Mudita atau Kapten Mudita merupakan tokoh terdidik yang tercerahkan.

"Kami mendukung usaha dari pemkab Bangli, dan Provinsi Bali untuk mengusulkan Anak Agung Gede Anom Mudita menjadi Pahlawan Nasional sehingga nilai-nilai perjuangan beliau bisa dipraktekkan, dipahami dan diteladani oleh generasi muda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,' ujarnya.

 

 

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024