Moskow (Antara Bali) - Anggota parlemen Rusia berupaya melarang penumpang membawa alkohol bebas-bea di pesawat, di tengah peningkatan gangguan akibat wisatawan Rusia mabuk, kata media Rusia pada Minggu.
Wakil ketua pertama dari Komisi Angkutan Duma (parlemen), Vitaly Yefimov, mengatakan anggota Duma Rusia berencana mengajukan rancangan undang-undang melarang penumpang membawa alkohol di pesawat dalam upaya mencegah perilaku kekerasan akibat minuman keras, kata laporan gazeta.ru.
Pada Minggu, sebuah pesawat Rusia menuju Thailand melakukan pendaratan darurat di Uzbekistan ketika seorang pria berusia 29-tahun mabuk dan menyerang penumpang. Penyerang ditahan oleh polisi Uzbekistan tak lama setelah pendaratan.
Dalam kasus terpisah, seorang pengusaha 54 tahun, Sergei Kabalov, memukul pramugara setelah dia ditangkap di toilet karena merokok di dalam pesawat saat perjalanan dari Moskow ke Hurghada, Mesir, pada awal Januari.
Kabalov, yang saat itu berlibur di Mesir, akan diperiksa oleh polisi setelah ia kembali ke Rusia. "Kedua kasus itu memberi kita hak untuk meningkatkan pertanyaan mengenai pengajuan larangan membawa alkohol di dalam pesawat," kata Yefimov. (RIA Novosti-OANA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
Wakil ketua pertama dari Komisi Angkutan Duma (parlemen), Vitaly Yefimov, mengatakan anggota Duma Rusia berencana mengajukan rancangan undang-undang melarang penumpang membawa alkohol di pesawat dalam upaya mencegah perilaku kekerasan akibat minuman keras, kata laporan gazeta.ru.
Pada Minggu, sebuah pesawat Rusia menuju Thailand melakukan pendaratan darurat di Uzbekistan ketika seorang pria berusia 29-tahun mabuk dan menyerang penumpang. Penyerang ditahan oleh polisi Uzbekistan tak lama setelah pendaratan.
Dalam kasus terpisah, seorang pengusaha 54 tahun, Sergei Kabalov, memukul pramugara setelah dia ditangkap di toilet karena merokok di dalam pesawat saat perjalanan dari Moskow ke Hurghada, Mesir, pada awal Januari.
Kabalov, yang saat itu berlibur di Mesir, akan diperiksa oleh polisi setelah ia kembali ke Rusia. "Kedua kasus itu memberi kita hak untuk meningkatkan pertanyaan mengenai pengajuan larangan membawa alkohol di dalam pesawat," kata Yefimov. (RIA Novosti-OANA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013