Pimpinan Wilayah Bulog Bali Sony Supriyadi mengatakan pihaknya menggaet tenaga kerja tambahan untuk melayani permintaan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang meningkat sejak harga beras premium naik.

“Kami lakukan semaksimal mungkin, kami sampai menggunakan mitra kerja untuk melakukan pengemasan, itu perusahaan yang punya alat jahit untuk membantu pengemasan kami, kalau di Bali cari tenaga sulit,” kata dia di Denpasar, Selasa.

Sony menyebut penambahan tenaga kerja tersebut dilakukan lantaran dalam sehari mereka harus mengemas 20 ton beras, sementara sebelumnya rata-rata hanya 10 ton beras sehari.

Belum lagi, kata dia, Bulog Bali selain menyebar beras SPHP kemasan 5 kilogram di waralaba juga harus mengemas beras 10 kilogram untuk bantuan pangan.

“Paling sekarang 20 ton sehari sekarang per orang kerjakan 2 ton, belum lagi kita kedatangan beras masuk ke gudang jadi tenaganya kadang terbagi untuk memasukkan barang, ada yang mengemas beras SPHP, ada yang mengemas bantuan pangan,” ujarnya.

Dari data mereka pada periode awal tahun di tahun 2023 dalam sebulan rata-rata penjualan beras jenis medium tersebut 400-500 ton, peningkatan mulai terjadi sejak Agustus lalu.

Sementara itu pada tahun 2024 ini Sony mencatat setidaknya 1.400 ton beras habis dalam dua bulan pertama, sehingga mereka harus memiliki 800 ton per bulan sebagai stok.

Ia mencontohkan bahkan pada Senin (4/3) kemarin Bulog Bali melayani 121 ton permintaan beras didominasi beras SPHP yang dibeli masyarakat dengan harga Rp54.500 per 5 kilogram.

“Kan kami harus kemas dulu kemasan 5 kg, itu yang jadi masalah, seluruh gudang melayani pengemasan ulang sementara kami harus melayani beras bantuan pangan juga kemasan 10 kg, kami punya dua pekerjaan, bayangkan rata-rata itu kemasan 5 kg,” jelas Sony.

Meski mengalami kendala tenaga kerja, Bulog Bali mengaku konsisten menyediakan beras medium di pasaran, sembari mempercepat proses penyaluran beras bantuan pangan bulan Februari dan Maret.

Dari 9.000 ton ketersediaan beras di gudang Bulog, sekitar 3.800 ton akan disalurkan sebagai beras bantuan pangan, yang ditargetkan selesai setidaknya awal April 2024.

“Ini sudah mulai meluncurkan di Jembrana, Denpasar, dan Tabanan sudah mulai jalan kemarin yang untuk Februari, kalau kurang bisa koordinasi dengan pemda dan segera yang Maret kita teruskan,” tuturnya.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024