Kuta (Antara Bali) - Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan bahwa kementeriannya tidak mencampuri terkait tingginya harga lelang kios Bandara Ngurah Rai karena hal itu diserahkan kepada pihak manajemen korporasi.
"BUMN tidak mencampuri, itu kebijakan korporasi," kata Dahlan saat meninjau proyek renovasi bandara di Tuban, kawasan Kuta, Jumat.
Menurut dia, mahalnya harga lelang kios disebabkan karena pertimbangan nilai pembangunan bandara yang juga mahal yang mencapai rp2,8 triliun dari anggaran Angkasa Pura dan Kementerian BUMN.
"Karena pembangunan bandara ini juga mahal sekali, tetapi itu saya serahkan kepada manajemen," ujar Dahlan.
Ketika ditanya terkait mahalnya omzet minimum sebesar 3 juta dolar AS per tahun kepada para pedagang, Dahlan menyatakan hal itu tergantung pembandingan dengan bandara lain seperi Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang atau bandara lainnya.
"Tergantung bandingannya misalnya perbandingannya di Bandara Soekarno-Hatta atau bandara lain dengan kelas yang sama, jadi mahal atau tidak itu kan relatif," ucapnya. (DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013
"BUMN tidak mencampuri, itu kebijakan korporasi," kata Dahlan saat meninjau proyek renovasi bandara di Tuban, kawasan Kuta, Jumat.
Menurut dia, mahalnya harga lelang kios disebabkan karena pertimbangan nilai pembangunan bandara yang juga mahal yang mencapai rp2,8 triliun dari anggaran Angkasa Pura dan Kementerian BUMN.
"Karena pembangunan bandara ini juga mahal sekali, tetapi itu saya serahkan kepada manajemen," ujar Dahlan.
Ketika ditanya terkait mahalnya omzet minimum sebesar 3 juta dolar AS per tahun kepada para pedagang, Dahlan menyatakan hal itu tergantung pembandingan dengan bandara lain seperi Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang atau bandara lainnya.
"Tergantung bandingannya misalnya perbandingannya di Bandara Soekarno-Hatta atau bandara lain dengan kelas yang sama, jadi mahal atau tidak itu kan relatif," ucapnya. (DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013