Pimpinan Wilayah Bulog Bali Sony Supriyadi mengatakan mereka mulai kembali menyebar beras SPHP atau jenis medium ke pasaran di tengah lonjakan harga beras medium I dan premium.

Sebelumnya penyaluran mereka sempat tersendat akibat menipisnya stok beras SPHP.

“Untuk SPHP kami memang akhir tahun kemarin kehabisan stok hanya sekitar 200-300 ton, sudah kami upayakan datang lagi, kemasannya juga datang lagi jadi sekarang sudah banyak,” kata dia di Denpasar, Selasa.

BUMN bidang logistik pangan itu saat ini sudah memiliki 400-500 ton beras SPHP yang dinilai cukup mengakhiri bulan Januari, sementara awal Februari rencananya akan kedatangan 10 ribu ton lagi.

Baca juga: Bulog Bali alokasikan 15 ribu ton beras hingga Juni 2024 cegah inflasi

Selain penyaluran ke retail rekanan, Bulog Bali juga akan kembali melanjutkan pembagian bantuan pangan bulanan kepada 1.912 keluarga penerima manfaat (KPM), angka ini naik dari 2023 yang saat itu 1.855 penerima.

Dalam sebulan, masing-masing dari mereka akan mendapat 10 kg beras cadangan pemerintah dan program ini akan berlanjut hingga Juni 2024.

Sony mengatakan upaya ini adalah bentuk pengendalian harga yang bisa dilakukan di tengah tingginya harga beras di pasaran, diketahui saat ini harga beras medium I tembus Rp15.000/kg sementara Desember 2023 lalu masih kisaran Rp14.000, begitu juga beras premium yang saat ini mencapai Rp15.700/kg sementara periode yang sama bulan sebelumnya Rp14.500.

“Kalau harga kami sama, tidak ada perubahan, untuk beras SPHP kami mengambil Rp9.950/kg dan HET Rp10.900/kg atau Rp54.500 per 5 kg. Ada golongan medium yang naik tapi bukan SPHP,” ujarnya.

Baca juga: Dirut Bulog ungkap stok beras capai 1,6 juta ton

Ia menargetkan penyaluran beras SPHP di Pulau Dewata tahun 2024 ini sebanyak 10.200 ton, untuk itu maka mereka akan mendorong penyebarannya di masyarakat dengan target setidaknya 900 ton habis dalam sebulan.

Sony mengakui pada momentum tertentu panen padi akan terhambat, namun mereka akan terus berupaya termasuk memastikan ketersediaan kemasan agar kejadian sama tak terulang kembali.

Adapun kabupaten paling terdampak saat beras SPHP tersendat adalah Buleleng dan Karangasem, Bulog Bali mencatat dua daerah tersebut juga sebagai penerima bantuan pangan terbanyak.

Untuk itu proses penyaluran bantuan pangan rutin bulanan akan segera dilanjutkan disamping penjualan ke retail.

“Untuk saat ini kami sudah lebih siap, demikian juga untuk penyaluran bantuan pangan yang per bulan, seharusnya yang Januari sudah mulai tapi karena ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu verifikasi dan validasi jadi agak terlambat,” katanya.


 
 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2024