Malang (Antara Bali) - Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, menemukan energi alternatif dari suhu yang diberi nama "Hybrid Micro Thermoelectric Generator".

Salah seorang mahasiswa penemu energi alternatif itu Rahmad Ananta di Malang, Selasa mengemukakan "Hybrid Micro Thermoelectric Generator" bisa diciptakan dari suhu dingin dan panas sebagai pembangkit listrik.

"Sebenarnya Hybrid Micro Thermoelectric Generator ini cara kerjanya diilhami oleh sistem kerja dispenser yang bisa menghasilkan energi panas dan dingin," katanya.

Mahasiswa Fakultas Teknik itu menjelaskan, untuk menciptakan sebuah energi listrik memerlukan suhu panas dan dingin dengan perbandingan 1:2. Jika suhu dinginnya 60 derajat celcius, maka suhu panasnya berkisar 30 derajat celcius, atau bisa juga sebaliknya.

Temuan ketiga mahasiswa tersebut mampu mempersembahkan medali emas di ajang "World Inventor Award Festival" di Seoul Korea Selatan akhir tahun lalu.

Lebih lanjut Rahmad mengatakan, Hybrid Micro Thermoelectric Generator juga bisa memanfaatkan perbandingan suhu di dalam dan di luar rumah. Sumber suhu yang lain juga bisa didapat melalui air panas, air dingin, es, geyser atau salju.

Menurut dia, dengan pola kerja seperti itu, Hybrid Micro Thermoelectric Generator juga bisa digunakan untuk kebutuhan energi listrik besar, seperti menggerakkan mesin industri. (ADT)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013