BUMN Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia menyalurkan sejumlah alat kerja untuk perajin ukir tulang hewan di Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali.
“Perajin ukir tulang ini sempat terdampak pandemi sehingga produksi tak ada, sekarang kami dorong lagi karena tulang yang tadinya dianggap sampah, bisa bernilai ekonomi,” kata Manajer Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) AirNav Indonesia Farchan Jamil di Tampaksiring, Gianyar, Selasa.
Alat kerja tersebut di antaranya mesin gerinda, staples listrik dan peralatan untuk seni ukir lainnya yang diserahkan kepada kelompok atau paguyuban seniman ukir tulang di Banjar (dusun) Manik Tawang, Desa Manukaya, Tampaksiring.
Baca juga: Perajin Buleleng olah dedak padi jadi karya seni
Selain peralatan, sebanyak 40 perajin ukir tulang itu juga diberikan pelatihan keterampilan untuk pemasaran secara digital dengan nilai total bantuan mencapai Rp147 juta termasuk peralatan ukir tulang tersebut.
“Tujuannya membangkitkan semangat mereka untuk bisa memasarkan lebih banyak secara daring tak hanya di Bali tapi juga Indonesia dan mancanegara,” katanya.
Materi pelatihan di antaranya terkait cara mengemas produk secara digital, membuat konten digital hingga cara pemasaran melalui lapak daring dan media sosial.
“Selama ini kendalanya di ekspedisi. Dengan bantuan alat dan pelatihan pemasaran digital ini bisa meningkatkan semangat dan produksi ukiran tulang,” katanya.
Ia menambahkan selama ini bahan baku tulang hewan seperti kerbau dan sapi didapatkan selain dari Bali juga dari beberapa kota di Jawa, kemudian dari Sumatera Barat dan Sumbawa, NTB.
Baca juga: Mangku Pastika ingatkan perajin Bali untuk kantongi HKI
Ia menjelaskan sebelum diukir, tulang tersebut direbus terlebih dahulu untuk menghilangkan sisa-sisa daging yang menempel.
Kemudian tulang tersebut dibersihkan kembali menggunakan cairan kimia sebagai antiseptik sekaligus untuk membuat tulang tersebut lebih bersih dan putih.
Setelah itu, perajin kemudian membuat sketsa, lalu siap diukir dengan total pengerjaan diperkirakan memakan waktu selama satu minggu.
Harga kerajinan ukir tulang hewan itu bervariasi tergantung ukuran mulai sekitar Rp300 ribu untuk ukuran mini hingga jutaan rupiah untuk ukiran tengkorak kepala hewan kerbau atau sapi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
“Perajin ukir tulang ini sempat terdampak pandemi sehingga produksi tak ada, sekarang kami dorong lagi karena tulang yang tadinya dianggap sampah, bisa bernilai ekonomi,” kata Manajer Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) AirNav Indonesia Farchan Jamil di Tampaksiring, Gianyar, Selasa.
Alat kerja tersebut di antaranya mesin gerinda, staples listrik dan peralatan untuk seni ukir lainnya yang diserahkan kepada kelompok atau paguyuban seniman ukir tulang di Banjar (dusun) Manik Tawang, Desa Manukaya, Tampaksiring.
Baca juga: Perajin Buleleng olah dedak padi jadi karya seni
Selain peralatan, sebanyak 40 perajin ukir tulang itu juga diberikan pelatihan keterampilan untuk pemasaran secara digital dengan nilai total bantuan mencapai Rp147 juta termasuk peralatan ukir tulang tersebut.
“Tujuannya membangkitkan semangat mereka untuk bisa memasarkan lebih banyak secara daring tak hanya di Bali tapi juga Indonesia dan mancanegara,” katanya.
Materi pelatihan di antaranya terkait cara mengemas produk secara digital, membuat konten digital hingga cara pemasaran melalui lapak daring dan media sosial.
“Selama ini kendalanya di ekspedisi. Dengan bantuan alat dan pelatihan pemasaran digital ini bisa meningkatkan semangat dan produksi ukiran tulang,” katanya.
Ia menambahkan selama ini bahan baku tulang hewan seperti kerbau dan sapi didapatkan selain dari Bali juga dari beberapa kota di Jawa, kemudian dari Sumatera Barat dan Sumbawa, NTB.
Baca juga: Mangku Pastika ingatkan perajin Bali untuk kantongi HKI
Ia menjelaskan sebelum diukir, tulang tersebut direbus terlebih dahulu untuk menghilangkan sisa-sisa daging yang menempel.
Kemudian tulang tersebut dibersihkan kembali menggunakan cairan kimia sebagai antiseptik sekaligus untuk membuat tulang tersebut lebih bersih dan putih.
Setelah itu, perajin kemudian membuat sketsa, lalu siap diukir dengan total pengerjaan diperkirakan memakan waktu selama satu minggu.
Harga kerajinan ukir tulang hewan itu bervariasi tergantung ukuran mulai sekitar Rp300 ribu untuk ukuran mini hingga jutaan rupiah untuk ukiran tengkorak kepala hewan kerbau atau sapi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023