Seorang perajin asal Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali, Gede Wikrama Putra Setia Diana mengolah dedak padi menjadi karya seni yang bernilai ekonomis tinggi.

"Hasil akhir dari karya seni yang dihasilkan berupa plakat, suvenir dan barang sejenis. Kami pasarkan ke berbagai wilayah di Bali," kata Wikrama di Desa Kubutambahan, Buleleng, Sabtu.

Ia menjelaskan, karya seni dedak padi dihasilkan melalui metode campuran resin, nano komposit dan bahan inovatif berupa jerami, sekam padi dan dedak yang diolah menjadi nano kemudian dibentuk sebuah plakat dan berbagai kerajinan.

Usaha tersebut dilakoninya sejak 2017, sejak tamat kuliah dan langsung memutuskan buka usaha. Ide ini berasal dari paten yang dikembangkan dengan dosen.

"Dari pada tidak berjalan patennya, akhirnya saya jalankan. Kita kapasitas produksi satu hari 5-10 pcs, kalau patung 5 buah, tapi plakat sampai 15 pcs,” terangnya.

Selain plakat dan patung, Wikrama juga merambah ke bidang perlengkapan dapur seperti piring, mangkok, sendok, dan garpu. Produknya mendapatkan sambutan baik, terutama di meja kafe, di mana permintaan cukup tinggi.

“Produk kami memiliki berbagai rentang harga, mulai dari plakat seharga Rp50.000 hingga Rp500.000, dan patung dengan harga berkisar antara Rp100.000 hingga Rp800.000,” katanya.

Tidak hanya terbatas pada pasar lokal, Wikrama berhasil menarik perhatian dari luar negeri, seperti pesanan dari Skotlandia untuk produk kitchenware. Meskipun jumlahnya masih terbatas, ini merupakan langkah positif menuju ekspansi ke pasar internasional.

“Dari luar negeri ada tapi sedikit, tahun ini dapat dari Skotlandia beli produk kicthen baru LCL (Less Container Load) cuma setengah kapasitas kontainer, lebih banyak di kitchenware seperti mangkok, dan piring berbagai ukuran. Kalau dukungan pemerintah daerah menggunakan produk kita misal ada kunjungan dinas sovenirnya dari kita berbentuk singa ambara raja,” ucapnya.

Hasil karya kreatif Wikrama membuktikan bahwa Buleleng sesungguhnya memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan. Tak salah jika Buleleng menambah tagline BUKAKAK, Buleleng kaya karya kreatif.

Pewarta: IMBA Purnomo/Rolandus Nampu

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023