Singaraja (Antara Bali) - Para pengrajin anyaman bambu di Desa Tigawasa, Kabupaten Buleleng, Bali bagian utara kesulitan memasarkan produk hasil kerajinan mengakibatkan omzet menurun.
"Kami kadang kala hanya mengandalkan pemasaran dari para pengepul saja yang datang mengambil produk ke desa," kata Luh Pujiani, salah seorang pengrajin, Selasa.
Ia mengatakan, pihaknya memasarkan berbagai jenis kerajinan anyaman seperti tempat nasi, kukusan, topi dan berbagai jenis anyaman berbahan bambu lainnya.
Dikatakan, kendala terbesar adalah sangat kesulitan dalam memasarkan produk ke luar apalagi ketika saat ini perekonomian sedang lesu dimana penjualan menurun hingga 30 persen lebih setiap bulannya.
Ia menambahkan, dalam sebulan hanya mendapatkan untung kurang dari Rp1 juta saja. "Kadang kalau lagi ramai bisa lebih dari itu tetapi jika sedang sepi bisa lebih buruk lagi. Bisa dapat Rp400 ribu sebulan," tambahnya.
Pujiani berharap pemerintah daerah atau siapapun pihak yang peduli kepada masyarakat kecil agar memberikan perhatian terhadap para pengrajin di daerah itu.
"Di sini kan banyak juga ada pengrajin jadi harus bersaing di dalam juga selain harus berlomba-lomba menarik para pengrajin asal luar desa yang datang ke sini," kata dia. (WDY)
Pengrajin Buleleng Sulit Pasarkan Produk
Selasa, 15 November 2016 8:25 WIB