Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengajak masyarakat untuk mengambil bagian dalam upaya mitigasi kasus COVID-19 selama libur Natal dan tahun baru dengan mengakses layanan vaksinasi.
"Yang penting adalah vaksinasi. Yang belum supaya divaksinasi untuk menciptakan kekebalan," kata Ma'ruf Amin usai menghadiri acara Hari Pekerja Migran Internasional 2023 diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Wakil Presiden di Jakarta, Senin.
Ma'ruf memastikan belum ada langkah agresif pemerintah dalam memitigasi penularan COVID-19 di Indonesia, sebab angka kasus yang masih relatif rendah bila dibandingkan keadaan global saat ini.
Ia menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker di tempat-tempat keramaian untuk melindungi pernapasan dari risiko penularan COVID-19.
Baca juga: Wapres Ma'ruf: Hati-hati dengan "kentut setan" di Pemilu 2024
"Pemerintah kembali melakukan itu, memang sekarang sudah mulai kita monitor dan untuk di tempat-tempat tertentu sudah mulai menggunakan masker," kata
Ia mengatakan pemerintah terus memonitor perkembangan kasus COVID-19 di tanah air maupun global yang kini kembali meningkat menjelang perayaan Natal dan tahun baru.
Untuk itu, kata Wapres, penggunaan masker sebagai salah satu bentuk protokol kesehatan (prokes) perlu kembali diterapkan oleh masyarakat pada tempat-tempat tertentu yang memungkinkan terjadinya penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Laman Infeksi Emerging Kemenkes RI melaporkan kasus mingguan COVID-19 di Indonesia per 17 Desember 2023 pukul 16.00 WIB mencapai 216 kasus konfirmasi, 128 di antaranya telah pulih, satu kasus meninggal, dan 2.070 kasus aktif.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan standar level 1 situasi pandemi di suatu negara dengan indikator minimal 20 kasus per pekan, per 100.000 penduduk. Jika disesuaikan dengan situasi di Indonesia, maka standar level 1 WHO berkisar pada angka 7.800 per hari.
Dikatakan Ma'ruf kebijakan pemerintah dalam merespons situasi COVID-19 didasari atas pertimbangan laju kasus yang terjadi di tanah air.
"Selanjutnya belum ada langkah-langkah. Nanti saya kira kalau itu sudah membesar, akan kita gelar rapat terbatas yang akan membahas secara detil masalah COVID-19," katanya.
Baca juga: Wapres: Perbedaan pilihan capres itu biasa, tak perlu perpecahan
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Yang penting adalah vaksinasi. Yang belum supaya divaksinasi untuk menciptakan kekebalan," kata Ma'ruf Amin usai menghadiri acara Hari Pekerja Migran Internasional 2023 diikuti dalam jaringan (daring) Sekretariat Wakil Presiden di Jakarta, Senin.
Ma'ruf memastikan belum ada langkah agresif pemerintah dalam memitigasi penularan COVID-19 di Indonesia, sebab angka kasus yang masih relatif rendah bila dibandingkan keadaan global saat ini.
Ia menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker di tempat-tempat keramaian untuk melindungi pernapasan dari risiko penularan COVID-19.
Baca juga: Wapres Ma'ruf: Hati-hati dengan "kentut setan" di Pemilu 2024
"Pemerintah kembali melakukan itu, memang sekarang sudah mulai kita monitor dan untuk di tempat-tempat tertentu sudah mulai menggunakan masker," kata
Ia mengatakan pemerintah terus memonitor perkembangan kasus COVID-19 di tanah air maupun global yang kini kembali meningkat menjelang perayaan Natal dan tahun baru.
Untuk itu, kata Wapres, penggunaan masker sebagai salah satu bentuk protokol kesehatan (prokes) perlu kembali diterapkan oleh masyarakat pada tempat-tempat tertentu yang memungkinkan terjadinya penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Laman Infeksi Emerging Kemenkes RI melaporkan kasus mingguan COVID-19 di Indonesia per 17 Desember 2023 pukul 16.00 WIB mencapai 216 kasus konfirmasi, 128 di antaranya telah pulih, satu kasus meninggal, dan 2.070 kasus aktif.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan standar level 1 situasi pandemi di suatu negara dengan indikator minimal 20 kasus per pekan, per 100.000 penduduk. Jika disesuaikan dengan situasi di Indonesia, maka standar level 1 WHO berkisar pada angka 7.800 per hari.
Dikatakan Ma'ruf kebijakan pemerintah dalam merespons situasi COVID-19 didasari atas pertimbangan laju kasus yang terjadi di tanah air.
"Selanjutnya belum ada langkah-langkah. Nanti saya kira kalau itu sudah membesar, akan kita gelar rapat terbatas yang akan membahas secara detil masalah COVID-19," katanya.
Baca juga: Wapres: Perbedaan pilihan capres itu biasa, tak perlu perpecahan
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023