Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali I Nyoman Gede Anom mengatakan mereka mendapat tambahan vaksin anti rabies (VAR) bagi manusia dari Kementerian Kesehatan setelah sepekan terakhir stok menipis bahkan nihil di sejumlah fasilitas kesehatan.
“Bali dikasih Kemenkes 104 ribu vial, (dengan jumlah ini) aman sampai pertengahan tahun 2024,” kata dia di Denpasar, Rabu.
Dari ratusan ribu vial vaksin anti rabies ini, Pemprov Bali baru menerima 31.000 vial pada Selasa (21/11) kemarin, dan pagi ini mulai disebar ke fasilitas kesehatan di kabupaten/kota, sementara 73.000 lagi akan menyusul.
“Masing-masing kabupaten/kota dikasih 2.000 vial dulu, cukup sampai akhir tahun, nanti dikasih lagi masing-masing 8.000 vial, cukup sampai pertengahan tahun 2024,” ujar Anom.
Sebelumnya Pemprov Bali diketahui kekurangan stok VAR, ini terlihat saat masyarakat mengeluh soal fasilitas kesehatan yang kehabisan stok vaksin lewat sosial media.
Kepala Dinkes Bali mengakui kondisi tersebut, pada Kamis (16/11) lalu ia menjelaskan habisnya vaksin lantaran kesadaran masyarakat yang tinggi, di mana setelah tergigit hewan penular rabies (HPR) langsung mencari suntikan vaksin di rumah sakit maupun faskes lain.
Sembari menunggu kedatangan vaksin dari Kemenkes, sepekan terakhir Anom mengarahkan agar masyarakat paling membutuhkan datang ke Kantor Dinkes Bali Jalan Melati Nomor 20, Denpasar Utara, untuk menerima suntikan.
Namun, diharapkan yang datang hanya yang betul-betul membutuhkan, yaitu mereka yang tergigit HPR liar atau hewan peliharaan tetapi hewan tersebut meninggal dalam waktu tidak lama setelah menggigit.
“Ini untuk masyarakat yang digigit anjing, kita minta memantau dulu anjingnya 3 sampai 7 hari, kalau anjingnya mati, atau masyarakat digigit anjing liar, silahkan minta VAR ke (kantor) Dinkes Bali,” kata dia saat itu.
Anom menyebut dari datanya hingga Oktober 2023 sudah terjadi kasus gigitan anjing hingga 62.203 kasus, di mana dari semuanya sebanyak 544 orang positif rabies dan berhasil selamat, dan enam orang meninggal dunia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
“Bali dikasih Kemenkes 104 ribu vial, (dengan jumlah ini) aman sampai pertengahan tahun 2024,” kata dia di Denpasar, Rabu.
Dari ratusan ribu vial vaksin anti rabies ini, Pemprov Bali baru menerima 31.000 vial pada Selasa (21/11) kemarin, dan pagi ini mulai disebar ke fasilitas kesehatan di kabupaten/kota, sementara 73.000 lagi akan menyusul.
“Masing-masing kabupaten/kota dikasih 2.000 vial dulu, cukup sampai akhir tahun, nanti dikasih lagi masing-masing 8.000 vial, cukup sampai pertengahan tahun 2024,” ujar Anom.
Sebelumnya Pemprov Bali diketahui kekurangan stok VAR, ini terlihat saat masyarakat mengeluh soal fasilitas kesehatan yang kehabisan stok vaksin lewat sosial media.
Kepala Dinkes Bali mengakui kondisi tersebut, pada Kamis (16/11) lalu ia menjelaskan habisnya vaksin lantaran kesadaran masyarakat yang tinggi, di mana setelah tergigit hewan penular rabies (HPR) langsung mencari suntikan vaksin di rumah sakit maupun faskes lain.
Sembari menunggu kedatangan vaksin dari Kemenkes, sepekan terakhir Anom mengarahkan agar masyarakat paling membutuhkan datang ke Kantor Dinkes Bali Jalan Melati Nomor 20, Denpasar Utara, untuk menerima suntikan.
Namun, diharapkan yang datang hanya yang betul-betul membutuhkan, yaitu mereka yang tergigit HPR liar atau hewan peliharaan tetapi hewan tersebut meninggal dalam waktu tidak lama setelah menggigit.
“Ini untuk masyarakat yang digigit anjing, kita minta memantau dulu anjingnya 3 sampai 7 hari, kalau anjingnya mati, atau masyarakat digigit anjing liar, silahkan minta VAR ke (kantor) Dinkes Bali,” kata dia saat itu.
Anom menyebut dari datanya hingga Oktober 2023 sudah terjadi kasus gigitan anjing hingga 62.203 kasus, di mana dari semuanya sebanyak 544 orang positif rabies dan berhasil selamat, dan enam orang meninggal dunia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023