Denpasar (Antara Bali) - Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana menyebutkan, sekitar 80 ribu laki-laki melakukan kontak seksual di beberapa lokalisasi di Bali per tahun.

"Dari jumlah tersebut di antaranya 50 persen adalah mereka yang sedang jalan-jalan atau berlibur di Bali dan selebihnya adalah warga Bali atau mereka yang sudah menetap di Bali. Penelitian ini hanya berlaku di lokalisasi terkenal di Pulau Dewata," kata Pakar Epidemologi Fakultas Kedoteran  Universitas Udayana Denpasar Prof Dr Dewa Nyoman Wirawan di Denpasar, Minggu.

Ia juga mengatakan saat ini pihaknya belum membidik tempat penelitian lain, seperti panti pijat, kafe, tempat hiburan malam seperti karaoke dan sejenisnya.

"Dengan angka tersebut menunjukkan kalau penularan HIV/AIDS sangat berpotensi di Pulau Dewata," katanya.

Menurut Wirawan, penelitian dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap pekerja seks komersil (PSK).

Dari pelanggan yang ada, kata dia, hanya 30 persen pelanggan yang menggunakan kondom dan sisanya tidak menggunakan kondom dengan alasan lupa, tidak enak saat berhubungan dan sebagainya.

"Kondisi seperti ini yang sangat memprihatinkan karena target kita adalah 80 persen harus menggunakan kondom saat berhubungan seksual berisiko untuk mengurangi risiko penularan HIV/AIDS. Namun yang terjadi adalah pelanggan yang menggunakan kondom hanya 30 persen. Ini berarti risiko tertular HIV/AIDS sangat besar di Bali," katanya.

Wirawan menjelaskan, metode survei ini menggunakan pola pertanyaan yang sama di seluruh dunia. Ada dua pertanyaan untuk pelanggan atau laki-laki dan dua pertanyaan untuk PSK. (LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013