Ambon (Antara Bali) - Dinas Kesehatan Maluku memastikan sumber air masyarakat maupun sungai di kawasan penambangan emas Gunung Botak, Kabupaten Maluku, tercemar merkuri.

"Pencemaran akibat logam mulia terungkap berdasarkan hasil penelitian Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Ambon pada November 2012," kata Kadis Kesehatan Maluku Ike Pontoh di Ambon, Sabtu.

Pencemaran meliputi delapan lokasi. "Batas normal yakni 0,001 mg per liter, namun hasil penelitian menunjukkan melebihi yakni bervariasi 0,061 - 0071 mg per liter," ujarnya.

Delapan lokasi tersebut adalah Wansait, Anahony, Masarette, Waigenangan, Waitenat Mako (Waeapo), Kayeli, Kaki Air dan Gunung Botak jalur D1 maupun D2.

"Pencemaran karena penggunaan merkuri ini juga terungkap berdasarkan hasil penelitian Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Maluku," kata Pontoh.

Hasil penelitian tersebut, tegas Pontoh, menjadi pertimbangan oleh Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu bersama Kodam XVI/Pattmura dan Polda Maluku untuk menutup aktivitas penambangan emas di Gunung Botak pada 5 Desember 2012.

Pastinya faktor keamanan juga menjadi prioritas pertimbangan karena sejumlah orang meninggal akibat pertikaian di sana. (LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013