Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Denpasar, Bali, mendeklarasikan diri sebagai kampus siaga bencana setelah melalui rangkaian pembekalan sejak 6 Juli 2023.

Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes Arianti Anaya di Denpasar, Jumat, yang memimpin deklarasi ini menyampaikan apresiasi dan berharap Poltekkes Kemenkes Denpasar dapat berperan signifikan membantu wilayah saat terjadi bencana.

“Walau ini (bencana) tidak diharapkan, tapi kalau datang bisa ditangani dengan baik, sehingga tentu bisa menolong masyarakat lebih banyak lagi dari hal-hal yang tidak diharapkan akibat bencana alam yang terjadi,” katanya.

Arianti ingin hal itu diimplementasikan dengan baik oleh seluruh mahasiswa dan dosen. Apalagi mengingat lulusan politeknik ini nantinya menjadi tenaga kesehatan yang tidak jauh dari tugas-tugas menolong sesama.

Untuk melatih mahasiswa dalam kesiapsiagaan bencana, pihaknya telah mengajukan agar seluruh jurusan di Poltekkes Kemenkes yang tersebar di Indonesia memasukkan kurikulum tanggap darurat.

Seiring dengan arahan itu, Direktur Poltekkes Kemenkes Denpasar Sri Rahayu menyatakan pihaknya akan konsisten mengemban status kampus siaga bencana. Pihaknya siap mendukung upaya penanganan bencana bersama dengan Pemprov Bali sebagai salah satu wujud implementasi pilar kesehatan.

Baca juga: Pemkot Denpasar libatkan Poltekkes gelar pameran gizi turunkan stunting

“Ini berkelanjutan, kami sudah menerapkan di mata kuliah muatan lokal untuk mempersiapkan seluruh mahasiswa siap mengimplementasikan di lapangan,” kata Sri.

“Deklarasi ini menampilkan kolaborasi enam jurusan yaitu kebidanan, keperawatan, kesehatan lingkungan, gigi, gizi, dan lab medik. Mereka bersama-sama melakukan inter-professional education (praktik kolaborasi antar-profesi) dalam rangka menangani pasien di lapangan, manakala terjadi bencana mereka siap,” ucapnya.

Atas deklarasi ini, Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin mengatakan Poltekkes Kemenkes Denpasar menjadi yang pertama kali mengajukan diri, di antara 37 kampus serupa lainnya. Ia yakin Poltekkes Kemenkes itu dapat mengimplementasikan niatnya dengan baik, namun ia menitip empat catatan penting. 

Pertama, perubahan pola pikir seluruh sumber daya manusia untuk mulai belajar soal pengurangan risiko bencana. Kedua, mensinergikan tri dharma perguruan dengan pengurangan risiko bencana.

“Selanjutnya ini jadi wadah formal bagi pelaku kesiapsagaan bencana, dan terakhir tidak cukup di kampus tapi Poltekkes wajib dan punya tanggung jawab moral melibatkan masyarakat setidaknya di sekitar kampus,” ujar Rentin.

Setelah mengumumkan diri sebagai kampus siaga bencana, Poltekkes akan melanjutkan misinya dengan melengkapi sarana prasaran kesiapsiagaan bencana, kemudian mengimplementasikan sambil monitor evaluasi terhadap mata kuliah Penanganan Krisis Kesehatan pada Bencana (PKKB) pada mahasiswa.

Poltekkes Kemenkes Denpasar juga mengaku akan melaksanakan penelitian terkait kebencanaan, pengabdian kepada masyarakat, dan membentuk Emergency Medical Team (EMT) Poltekkes Kemenkes yang terdiri dari unsur semua profesi.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023