Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Ervan Maksum mengatakan lembaganya mendorong optimalisasi tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) yang dibangun di Bali, untuk mengejar target penutupan TPA Suwung yang saat ini sedang kebakaran.

“TPST harus kita dorong cepat agar offtaker (pembeli RDF atau bahan bakar hasil pengolahan sampah)-nya ada. Seharusnya kita ingin peluncuran kirim ke Kalimantan, karena pembelinya ada di sana, jadi sesegera mungkin,” katanya di Denpasar, Rabu.

Ervan menjelaskan bahwa sejak awal Bappenas membangun tiga TPST di Denpasar dan dua di Badung bertujuan agar sampah dapat diolah dan TPA Suwung ditutup total, namun kendalanya selama ini adalah biaya pengiriman hasil bakaran, yaitu RDF yang mahal, lebih tinggi dari harga yang dibeli pembeli dalam hal ini pabrik semen.

Baca juga: Pemda Bali optimalkan TPST yang ada sambil bangun baru

“TPST yang kita bangun belum berjalan, karena yang kita produksi itu RDF dan pembelinya tidak ada. Bali ini pulau, sementara pembeli adanya di Jawa, jadi biaya logistiknya lebih mahal daripada biaya harganya, jadi itu belum ketemu,” ujarnya.

Namun demikian, dalam sebulan terakhir Bappenas telah menemukan pabrik semen yang membeli RDF, tinggal menyiapkan upaya menurunkan biaya logistik, sehingga ditargetkan tak ada lagi sampah yang mengarah ke TPA Suwung tiga bulan mendatang.

“Yang jelas di Denpasar maupun di Badung kita perbaiki mesinnya untuk mengompresi, nah sekarang secara logistik kita dorong, saya yakin ini tidak sampai tiga bulan, karena pembelinya sudah ada,” kata Ervan.

Menurutnya, sekalipun tak terjadi kebakaran di TPA Suwung, tempat pembuangan akhir itu tetap bisa ditutup, karena mesin di TPST kemampuannya telah disesuaikan dengan banyaknya sampah yang dihasilkan, apalagi rencananya ada penambahan TPST di Gianyar.

Baca juga: Bupati Badung Giri Prasta siapkan APBD Rp100 miliar untuk pengolahan sampah

Ia menekankan peran masyarakat sangat diperlukan, upaya pemilahan sampah dari sumber menjadi penting sebelum sampah tersebut dibawa ke TPS3R, kemudian residunya dibawa ke TPST dan diolah menjadi RDF.

“Kita mohon agar sampah dipilah dari masyarakat atau banjar, salah satu sampah di Bali 70 persennya adalah organik, kita menginisasi untuk peremajaan tanah. Jadi, kita ada dua produk di TPST, pertama kompos dan kedua RDF,” tuturnya.
 

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023