AIS Forum menjadi salah satu kesempatan bagi negara-negara pulau dan kepulauan untuk mencari solusi bersama mengatasi perubahan iklim, kata perwakilan Indonesia pada Konferensi Penelitian dan Pengembangan (R&D Conference AIS) Alexander Muhammad Khan.
Alexander, yang juga merupakan peneliti di Universitas Padjadjaran, mengatakan bahwa kehadiran AIS Forum menjadi sangat penting karena negara-negara pulau dan kepulauan saat ini sama-sama menghadapi musuh nyata dari perubahan iklim.
“Saya melihat dengan adanya forum ini, perjuangan negara-negara pulau dan kepulauan untuk menghadapi masalah ini bisa menjadi lebih terstruktur, tajam dan tidak lagi sporadis,” kata Alexander dalam sebuah diskusi virtual yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Rabu.
“Ini menjadi platform perjuangan bagi negara-negara kepulauan, bahwa perubahan iklim itu nyata. Perubahan iklim menjadi musuh bersama bagi negara-negara kepulauan,” tambah dia.
Perwakilan Indonesia pada Konferensi Pemuda AIS 2023, Engel Laisina, mengatakan bahwa AIS Forum adalah wadah yang tepat untuk membahas aksi-aksi iklim dalam menangani perubahan iklim yang makin nyata.
Aktivis lingkungan di Ambon, Maluku itu mengatakan bahwa negara-negara pulau dan kepulauan menjadi “frontliner” dan yang akan paling terdampak perubahan iklim.
“Isu yang akan coba aku angkat dalam forum ini adalah balancing activism di daerah pedesaan dan perkotaan, karena yang aku lihat sejauh ini aksi-aksi iklim itu pada dasarnya dilakukan secara besar-besaran di kota,” ujar dia.
AIS Forum, yang diinisiasi pada 2018, akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama di Bali pada 10—11 Oktober 2023 dengan mempertemukan 51 negara kepulauan.
Lebih dari 25 negara partisipan AIS Forum telah mengkonfirmasi kehadirannya pada rangkaian pertemuan tersebut.
Ada empat fokus kerja AIS Forum selama ini, yakni adaptasi, mitigasi perubahan iklim dan penanganan bencana; ekonomi biru; penanganan sampah plastik di laut; dan tata kelola maritim yang baik.
Baca juga: Polri siapkan pengamanan jalur delegasi KTT AIS di Nusa Dua
Baca juga: Kemenkumham Bali siapkan alur khusus imigrasi delegasi KTT AIS Forum
Baca juga: KTT AIS Forum 2023 serukan penguatan solidaritas atasi masalah di sektor maritim
Baca juga: Pangdam IX/Udayana pimpin simulasi pengamanan KTT AIS
Baca juga: Polda Bali beberkan skema pengamanan delegasi KTT AIS di Nusa Dua
Baca juga: Polda Bali kerahkan 4.000 personel amankan KTT AIS di Nusa Dua
Baca juga: BPSPL Denpasar kelola sampah laut dukung ekonomi biru
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Alexander, yang juga merupakan peneliti di Universitas Padjadjaran, mengatakan bahwa kehadiran AIS Forum menjadi sangat penting karena negara-negara pulau dan kepulauan saat ini sama-sama menghadapi musuh nyata dari perubahan iklim.
“Saya melihat dengan adanya forum ini, perjuangan negara-negara pulau dan kepulauan untuk menghadapi masalah ini bisa menjadi lebih terstruktur, tajam dan tidak lagi sporadis,” kata Alexander dalam sebuah diskusi virtual yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika di Jakarta, Rabu.
“Ini menjadi platform perjuangan bagi negara-negara kepulauan, bahwa perubahan iklim itu nyata. Perubahan iklim menjadi musuh bersama bagi negara-negara kepulauan,” tambah dia.
Perwakilan Indonesia pada Konferensi Pemuda AIS 2023, Engel Laisina, mengatakan bahwa AIS Forum adalah wadah yang tepat untuk membahas aksi-aksi iklim dalam menangani perubahan iklim yang makin nyata.
Aktivis lingkungan di Ambon, Maluku itu mengatakan bahwa negara-negara pulau dan kepulauan menjadi “frontliner” dan yang akan paling terdampak perubahan iklim.
“Isu yang akan coba aku angkat dalam forum ini adalah balancing activism di daerah pedesaan dan perkotaan, karena yang aku lihat sejauh ini aksi-aksi iklim itu pada dasarnya dilakukan secara besar-besaran di kota,” ujar dia.
AIS Forum, yang diinisiasi pada 2018, akan menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama di Bali pada 10—11 Oktober 2023 dengan mempertemukan 51 negara kepulauan.
Lebih dari 25 negara partisipan AIS Forum telah mengkonfirmasi kehadirannya pada rangkaian pertemuan tersebut.
Ada empat fokus kerja AIS Forum selama ini, yakni adaptasi, mitigasi perubahan iklim dan penanganan bencana; ekonomi biru; penanganan sampah plastik di laut; dan tata kelola maritim yang baik.
Baca juga: Polri siapkan pengamanan jalur delegasi KTT AIS di Nusa Dua
Baca juga: Kemenkumham Bali siapkan alur khusus imigrasi delegasi KTT AIS Forum
Baca juga: KTT AIS Forum 2023 serukan penguatan solidaritas atasi masalah di sektor maritim
Baca juga: Pangdam IX/Udayana pimpin simulasi pengamanan KTT AIS
Baca juga: Polda Bali beberkan skema pengamanan delegasi KTT AIS di Nusa Dua
Baca juga: Polda Bali kerahkan 4.000 personel amankan KTT AIS di Nusa Dua
Baca juga: BPSPL Denpasar kelola sampah laut dukung ekonomi biru
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023