Otoritas Jasa Keuangan Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara terus mengupayakan peningkatan akses permodalan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Provinsi Bali sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan UMKM "naik kelas".
Kepala Kantor Regional OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Rabu, mengatakan dengan kemudahan akses permodalan maka akan membantu UMKM mengembangkan usaha dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerah.
"Untuk program peningkatan akses permodalan, kami telah melaksanakan sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM," katanya.
Sosialisasi kali ini dihadiri oleh 21 pelaku UMKM yang berasal dari industri makanan dan minuman, obat herbal, kerajinan tangan, furnitur dan fesyen. Selain itu juga menghadirkan narasumber dari Permodalan Nasional Madani (PNM).
Dari PNM menyampaikan produk keuangan yang dapat diakses oleh pelaku UMKM serta syarat dan ketentuannya. Selain itu, pelaku UMKM yang hadir juga dapat berkonsultasi langsung dengan PNM.
"Kami juga senantiasa mendorong peran pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) dalam penyaluran kredit ke sektor UMKM. Selain itu, OJK juga mengimbau agar PUJK melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM," ucapnya.
Menurut Puji Rahayu, pendampingan tidak hanya bertujuan untuk membantu UMKM meningkatkan usahanya tetapi juga dapat mendeteksi jika ada potensi kredit macet sejak dini.
"Kami akan terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, PUJK, kementerian, lembaga, serta pemangku kepentingan lainnya yang tergabung dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di daerah. Selain itu 'business matching' antara PUJK dan pelaku usaha," katanya.
Ia menambahkan salah satu program kerja TPAKD Provinsi Bali berupa program pemberdayaan UMKM Bali Nadi Jayanti. Program ini merupakan peningkatan kapasitas dengan kurikulum terstruktur dan berkelanjutan yang ditujukan kepada pelaku UMKM di Provinsi Bali.
Sebelum melaksanakan sosialisasi tentang akses permodalan kepada pelaku UMKM, OJK telah melaksanakan tiga jenis kegiatan yang merupakan bagian dari program UMKM Bali Nadi Jayanti yaitu customer satisfaction management, UMKM Go Export dan business matching dengan retailer," katanya.
"Customer satisfaction management" merupakan edukasi kepada pelaku UMKM untuk memahami kebutuhan konsumen dan menyesuaikan produk dengan permintaan pasar yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan, sedangkan UMKM Go Export merupakan program peningkatan kapasitas pelaku UMKM untuk dapat memasarkan produk ke luar negeri. Kegiatan ini melibatkan e-commerce Shopee.
Ia juga mengatakan OJK telah mempertemukan antara pelaku UMKM dengan retailer untuk memperluas pemasaran produk. Retailer yang diikutsertakan dalam program ini adalah PT Sentral Retailindo Dewata (Pepito Supermarket). Pepito Supermarket masih melakukan kurasi atas produk UMKM yang akan dijual di jaringannya.
Baca juga: OJK Bali Nusra adakan 106 kegiatan edukasi keuangan
Baca juga: OJK edukasi kiat kelola uang petani bawang merah di Bangli
Baca juga: BPD Bali tingkatkan inklusi keuangan generasi milenial
Baca juga: OJK: Kredit perbankan di Bali capai Rp101,39 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Kepala Kantor Regional OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Rabu, mengatakan dengan kemudahan akses permodalan maka akan membantu UMKM mengembangkan usaha dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat di daerah.
"Untuk program peningkatan akses permodalan, kami telah melaksanakan sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada UMKM," katanya.
Sosialisasi kali ini dihadiri oleh 21 pelaku UMKM yang berasal dari industri makanan dan minuman, obat herbal, kerajinan tangan, furnitur dan fesyen. Selain itu juga menghadirkan narasumber dari Permodalan Nasional Madani (PNM).
Dari PNM menyampaikan produk keuangan yang dapat diakses oleh pelaku UMKM serta syarat dan ketentuannya. Selain itu, pelaku UMKM yang hadir juga dapat berkonsultasi langsung dengan PNM.
"Kami juga senantiasa mendorong peran pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) dalam penyaluran kredit ke sektor UMKM. Selain itu, OJK juga mengimbau agar PUJK melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM," ucapnya.
Menurut Puji Rahayu, pendampingan tidak hanya bertujuan untuk membantu UMKM meningkatkan usahanya tetapi juga dapat mendeteksi jika ada potensi kredit macet sejak dini.
"Kami akan terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah, PUJK, kementerian, lembaga, serta pemangku kepentingan lainnya yang tergabung dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di daerah. Selain itu 'business matching' antara PUJK dan pelaku usaha," katanya.
Ia menambahkan salah satu program kerja TPAKD Provinsi Bali berupa program pemberdayaan UMKM Bali Nadi Jayanti. Program ini merupakan peningkatan kapasitas dengan kurikulum terstruktur dan berkelanjutan yang ditujukan kepada pelaku UMKM di Provinsi Bali.
Sebelum melaksanakan sosialisasi tentang akses permodalan kepada pelaku UMKM, OJK telah melaksanakan tiga jenis kegiatan yang merupakan bagian dari program UMKM Bali Nadi Jayanti yaitu customer satisfaction management, UMKM Go Export dan business matching dengan retailer," katanya.
"Customer satisfaction management" merupakan edukasi kepada pelaku UMKM untuk memahami kebutuhan konsumen dan menyesuaikan produk dengan permintaan pasar yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan, sedangkan UMKM Go Export merupakan program peningkatan kapasitas pelaku UMKM untuk dapat memasarkan produk ke luar negeri. Kegiatan ini melibatkan e-commerce Shopee.
Ia juga mengatakan OJK telah mempertemukan antara pelaku UMKM dengan retailer untuk memperluas pemasaran produk. Retailer yang diikutsertakan dalam program ini adalah PT Sentral Retailindo Dewata (Pepito Supermarket). Pepito Supermarket masih melakukan kurasi atas produk UMKM yang akan dijual di jaringannya.
Baca juga: OJK Bali Nusra adakan 106 kegiatan edukasi keuangan
Baca juga: OJK edukasi kiat kelola uang petani bawang merah di Bangli
Baca juga: BPD Bali tingkatkan inklusi keuangan generasi milenial
Baca juga: OJK: Kredit perbankan di Bali capai Rp101,39 triliun
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023