Badung (Antara Bali) - Pura Besakih di lereng Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, akan dilengkapi pusat informasi sebagai salah satu upaya penataaan destinasi wisata pada tempat persembahyangan terbesar umat Hindu di Bali itu.

"Kita bangun pusat informasi di Besakih, seperti halnya objek-objek wisata di Kyoto, Jepang, yang memiliki rujukan untuk memperoleh penjelasan yang sangat apik," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat mengadakan simakrama (temu wicara) di pusat pemerintahan Kabupaten Badung di Mangupura, Mengwi, Sabtu.

Menurut dia, dengan penambahan pusat informasi itu akan lebih memandu wisatawan ketika berkunjung ke Besakih yang berisi informasi sejarah, denah, dan informasi penting lainnya.

"Objek wisata di daerah kita mestinya memang harus dikelola secara modern dengan tetap menjaga kesuciannya," ucapnya.

Pastika mengatakan perlu berbagai pura di Bali penataannya dengan membuat pagar yang pendek sehingga wisatawan dapat melihat isinya tanpa harus masuk.

"Walaupun sudah berisi larangan wanita yang datang bulan dilarang masuk, siapa juga yang dapat menjamin mereka akan mematuhi ketentuan itu. Padahal tindakan tersebut dapat mengurangi kesucian pura," ujarnya.

Ia tidak ingin jika Bali hancur karena pariwisata. "Jika Bali dibiarkan dikelola semena-mena dan rusak tentu tidak ada nanti yang tahu-menahu," ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, Bali baiknya mencontoh Kota Kyoto. Di sana kesucian tempat persembahyangan tetap terjaga seperti berisi batas-batas yang boleh dimasuki wisatawan hingga tempat cuci tangan, namun sarana penunjangnya ditata secara modern.

"Pintu keluar objek wisata juga didesain satu dan diarahkan ke toko souvenir serta restoran untuk memberikan kesejahteraan pada masyarakat," ucapnya.

Prinsipnya, pengembangan wisata memang harus mengikuti kemajuan dunia, tetapi nilai-nilai spiritual tetap harus dijaga.

"Kyoto saya rasa tempat paling pas untuk studi banding pengelolaan pariwisata budaya. Di sana wisatawan juga dapat menerima penjelasan objek wisata dengan menggunakan perangkat elektronik yang dirancang menggunakan berbagai bahasa," ucapnya.

Pastika juga menyarankan Bupati Badung dapat mengajak para kepala desa untuk studi banding ke kota itu sehingga konsep penataan wisata dapat disadari mulai dari tingkat paling bawah.

"Pengelolaan Taman Ayun sejauh ini sudah sangat baik, mudah-mudahan destinasi lain juga dapat meniru," katanya. (LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2013