Pemerintah Kabupaten Badung, Bali memperluas kolaborasi serta partisipasi unsur Pentahelix dalam pelayanan kedaruratan publik melalui Focus Group Discussion (FGD) Perlindungan Strategis Terintegrasi (Perisai) Badung.
"Kami harap FGD ini bisa merubah mindset dan paradigma kita. Tidak boleh layanan bersifat konvensional, namun harus melaju ke arah transformasi digital sehingga orang akan lebih cepat dan lebih mudah dalam mengakses terhadap apa yang mereka butuhkan terhadap pelayanan publik yang ada di Badung,” ujar Sekretaris Daerah Badung I Wayan Adi Arnawa di Mangupura, Senin.
Ia mengatakan kegiatan itu diharapkan bisa menghasilkan suatu produk atau rekomendasi kepada Pemerintah, terutama dalam rangka menyikapi layanan-layanan kegawatdaruratan di Badung.
Menurut dia, sektor utama di wilayah Badung adalah sektor pariwisata yang tentunya juga akan dipengaruhi oleh layanan yang dapat diberikan termasuk layanan yang bersifat kegawatdaruratan dan kebencanaan.
"Hal ini penting karena akan memberikan suatu dorongan bagi wisatawan ketika berkunjung ke Badung ketika pelayanan publik sudah tidak ada masalah," kata dia.
Sekda Adi Arnawa menjelaskan saat ini yang paling penting dilakukan adalah kesiapan sistem yang akan dibangun. Melalui pelaksanaan FGD itu, para pihak yang terlibat akan dapat melahirkan suatu rekomendasi yang kedepannya akan kita dorong programnya.
"Jangan sampai kami buat program-program tetapi tidak bisa kita laksanakan, oleh karena itu kami berharap dan mendorong semua perangkat daerah harus mulai berfikir bagaimana caranya dengan transformasi teknologi bergerak secara inovatif membangun berbasis teknologi," ujar dia.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Kabupaten Badung Wayan Darma mengatakan focus group discussion dilaksanakan dalam rangka pelatihan kepemimpinan nasional yang sedang diikuti di Provinsi Bali.
Kegiatan FGD dilakukan untuk memenuhi pelaksanaan kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II di Provinsi Bali, yang akan diajukan dalam proyek perubahan yakni mengambil judul “Perisai” Perlindungan Strategis Terintegrasi.
"Tujuannya untuk menyatukan persepsi ketika terjadi bencana yang selama ini belum bisa dilakukan secara bersama-sama sesuai apa yang disebut dengan Pentahelix agar betul-betul bisa diwujudkan serta memberi rasa aman kepada warga masyarakat apapun bentuk dan jenis bencana yang terjadi," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Kami harap FGD ini bisa merubah mindset dan paradigma kita. Tidak boleh layanan bersifat konvensional, namun harus melaju ke arah transformasi digital sehingga orang akan lebih cepat dan lebih mudah dalam mengakses terhadap apa yang mereka butuhkan terhadap pelayanan publik yang ada di Badung,” ujar Sekretaris Daerah Badung I Wayan Adi Arnawa di Mangupura, Senin.
Ia mengatakan kegiatan itu diharapkan bisa menghasilkan suatu produk atau rekomendasi kepada Pemerintah, terutama dalam rangka menyikapi layanan-layanan kegawatdaruratan di Badung.
Menurut dia, sektor utama di wilayah Badung adalah sektor pariwisata yang tentunya juga akan dipengaruhi oleh layanan yang dapat diberikan termasuk layanan yang bersifat kegawatdaruratan dan kebencanaan.
"Hal ini penting karena akan memberikan suatu dorongan bagi wisatawan ketika berkunjung ke Badung ketika pelayanan publik sudah tidak ada masalah," kata dia.
Sekda Adi Arnawa menjelaskan saat ini yang paling penting dilakukan adalah kesiapan sistem yang akan dibangun. Melalui pelaksanaan FGD itu, para pihak yang terlibat akan dapat melahirkan suatu rekomendasi yang kedepannya akan kita dorong programnya.
"Jangan sampai kami buat program-program tetapi tidak bisa kita laksanakan, oleh karena itu kami berharap dan mendorong semua perangkat daerah harus mulai berfikir bagaimana caranya dengan transformasi teknologi bergerak secara inovatif membangun berbasis teknologi," ujar dia.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Kabupaten Badung Wayan Darma mengatakan focus group discussion dilaksanakan dalam rangka pelatihan kepemimpinan nasional yang sedang diikuti di Provinsi Bali.
Kegiatan FGD dilakukan untuk memenuhi pelaksanaan kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II di Provinsi Bali, yang akan diajukan dalam proyek perubahan yakni mengambil judul “Perisai” Perlindungan Strategis Terintegrasi.
"Tujuannya untuk menyatukan persepsi ketika terjadi bencana yang selama ini belum bisa dilakukan secara bersama-sama sesuai apa yang disebut dengan Pentahelix agar betul-betul bisa diwujudkan serta memberi rasa aman kepada warga masyarakat apapun bentuk dan jenis bencana yang terjadi," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023