Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan kampanye budaya bertajuk "Bali Shanti" yang diluncurkan London School Public Relations Institute sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

"Ini satu inisiatif yang baik. Nilai-nilai yang diangkat oleh LSPR juga mengedepankan nilai-nilai budaya Bali yang harus dijaga secara bersama, tidak saja oleh masyarakat Bali tetapi siapapun juga yang berkiprah di Bali. Karena Bali ini milik kita semua dan harus kita jaga bersama," kata Wayan Koster di Kota Denpasar, Sabtu (19/8).

Kampanye budaya "Bali Shanti" itu berfokus pada pemahaman kebudayaan, terutama kearifan lokal kepada masyarakat dan juga turis asing.

Koster mengatakan kampanye itu diharapkan dapat memperluas pengembangan pendidikan komunikasi berbasis kebudayaan lokal sebagai upaya menjaga kelestarian budaya dan keharmonisan masyarakat setempat yang juga melibatkan warga negara asing dan perkumpulan ekspatriat di Bali.

LSPR Institute menjadikan kampanye Bali Shanti sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat yang dapat memberikan hasil secara nyata bagi masyarakat.

Dalam kampanye yang merupakan kerja sama peran Tridharma Perguruan Tinggi di masyarakat itu, LSPR Institute akan mengkontribusikan sumber daya, dan kapasitas yang dimiliki dalam bidang pengelolaan reputasi kebudayaan kepada masyarakat.

Upaya tersebut juga merupakan perluasan pendidikan komunikasi khususnya dalam hal pengelolaan reputasi atau reputation management yang diharapkan bisa menjadi bagian dari Rencana
Pembangunan Strategis Provinsi Bali tahun 2024-2029.

Gubernur Koster menjelaskan pihaknya sangat mendukung kampanye tersebut karena setiap upaya yang membantu kelestarian budaya dan tradisi lokal akan disambut dengan baik, terlebih oleh lembaga pendidikan tinggi yang sumbangsihnya bisa dilakukan lewat berbagai bentuk aktivitas pengabdian masyarakat.

"Kami menyambut baik inisiatif yang dari dari LSPR Institute karena memiliki kepedulian yang tinggi dan kepentingan dalam upaya menjaga kesucian budaya Bali sebagai bentuk nyata dari program pengabdian masyarakat perguruan tinggi kepada lingkungan sosialnya," kata dia.

Sementara itu, founder dan CEO LSPR Institute Prita Kemal Gani mengungkapkan kampanye itu dilakukan sebagai upaya untuk membuat Bali agar kembali bermartabat sekaligus untuk mengingatkan kembali budaya-budaya Bali serta kehidupan manusia yang harmonis dengan alam.

Menurut dia, budaya Bali sesungguhnya tidak saja bagian dari budaya nasional, melainkan lebih istimewa lagi, yaitu sebagai bagian dari upaya memperluas nation branding Indonesia di mata dunia.

Nation branding itu memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing nasional yang merupakan bentuk representasi negara secara strategis yang harus dijaga dengan baik, mengingat berbagai kerja sama global baik dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kebudayaan dan bidang lainnya amat dipengaruhi oleh kualitas kepercayaan terhadap nation branding tersebut.

"Yang bisa dilakukan lembaga pendidikan tinggi adalah dengan membantu menjaga dan meningkatkan nation branding yang kita miliki. Tidak boleh kurang dan tidak boleh rusak. Kehadiran LSPR Institute dalam hal ini adalah bagian dari upaya meningkatkan dan memperluas nation branding tersebut," ungkap dia.

Nantinya, kata dia, kampanye "Bali Shanti" akan dimulai dari strata kemasyarakatan setingkat desa yang melibatkan masing-masing banjar ke tingkat provinsi dan akan meluas ke mancanegara.

Kampanye ini akan dilakukan melalui pelatihan dan informasi di berbagai pintu masuk yang meliputi berbagai pelabuhan laut, bandar udara, terminal bus, serta melibatkan maskapai penerbangan domestik maupun internasional yang memiliki rute penerbangan ke Bali. Begitu juga keberadaan perwakilan RI di luar negeri serta kawasan MICE di Bali.

Selain meluncurkan kampanye "Bali Shanti", pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan prasasti pembangunan kampus kedua London School Public Relations-LSPR Institute of Communication and Business di wilayah Bali yang dihadiri juga oleh Bapak Kemal Gani dan Rektor LSPR Institute Andre Ikhsano.

"Bali ini tidak hanya tentang pariwisata tidak hanya tentang keindahan Bali tapi juga bisa dijadikan tempat untuk pendidikan. Oleh karena itu LSPR sudah ada di Bali selama tujuh tahun dan akan membuka kampus baru yang menjadi kampus keenam LSPR," pungkas Prita Kemal Gani.

Pewarta: Rolandus Nampu/Naufal Fikri Yusuf

Editor : Widodo Suyamto Jusuf


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023