Jakarta (Antara Bali) - Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Ditjen Pendidikan Dasar Kemendikbud Mudjito mengatakan, semakin banyak daerah yang mau menyediakan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus atau inklusif.

"Saat ini sudah ada 10 kabupaten yang menjadi pelopor pendidikan inklusif, dan masih ada 10 kabupaten lagi yang bersedia untuk menjadi pelopor," ujar Mudjito dalam acara lokakarya pendidikan inklusif di Jakarta, Kamis.

Sekolah inklusif, lanjut dia, bukan hanya sekolah khusus seperti layaknya Sekolah Luar Biasa (SLB). Namun, juga sekolah reguler yang terdekat dari rumah anak berkebutuhan khusus tersebut.

Saat ini terdapat kurang lebih 2.000 sekolah inklusif. Kementerian juga, lanjut dia, memberikan bantuan pendidikan untuk sekolah tersebut.

Bantuan yang diberikan sebesar Rp35 juta, namun baru menjangkau 450 sekolah. Bantuan itu diperuntukkan untuk membantu penyediaan sarana dan prasarana di sekolah itu.

Dirjen Pendidikan Dasar (Dikdas) Kemendikbud Suyanto mengatakan apa yang dibutuhkan anak-anak yang berkebutuhan khusus tidak sama dengan anak-anak biasa. Untuk itu pendidikan yang diberikan haruslah realistik. (LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012