Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dalam hal ini Dinas Pariwisata (Dispar) ingin agar kawasan suci Pura Besakih di Kabupaten Karangasem dikelola dengan baik setelah adanya badan pengelola.
“Sudah ada badan pengelola apalagi mereka sudah buat pakta integritas, agar bekerja lebih profesional jangan lagi seperti sebelumnya. Harus jelas pelayanannya misalnya turis kemana saja boleh masuk, dan semua fasilitas harus bersih sehingga wisatawan merasa aman dan nyaman,” kata Kepala Dispar Bali Tjok Bagus Pemayun.
Di Denpasar, Senin, Tjok Bagus mengatakan semestinya Pura Besakih makin dibanjiri wisatawan, jika kawasan tersebut tertata rapi dan pengelola bekerja dengan penuh tanggung jawab.
Untuk tarif masuk sendiri, bagi wisatawan mancanegara dipatok harga Rp60.000 dan wisatawan domestik Rp30.000, di mana biaya ini sudah termasuk pemandu dan penyewaan kain.
Baca juga: Imigrasi Bali tangkap tiga warga Rusia langgar etika di Pura Besakih
Kepala Dispar Bali menyebut harga tiket masuk tersebut diatur langsung oleh badan pengelola fasilitas kawasan suci Pura Besakih, dan nominalnya dinilai wajar jika berkaca dari fasilitas yang diberikan.
“Nanti tata kelola daya tarik Pura Besakih akan semakin bagus, kita berharap dengan adanya ini tren kunjungan wisatawan mancanegara meningkat karena tertata rapi, dan jelas pertanggungjawabannya,” ujar dia.
Tjok Bagus juga menjelaskan, pendapatan yang diperoleh dari tiket masuk kawasan Pura Besakih nantinya akan dilaporkan secara berkala ke Pemprov Bali, dan tentunya akan digunakan untuk biaya pengelolaan kawasan itu sendiri.
Selain tiket masuk, pengunjung Pura Besakih juga ditawarkan opsi menggunakan kendaraan listrik untuk naik dari tempat parkir menuju pura, dengan tarif Rp30.000 bagi wisatawan mancanegara dan Rp20.000 bagi wisatawan domestik atau pemedek yang hendak bersembahyang.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali IGW Samsi Gunarta mengatakan kendaraan listrik (bus shuttle) tersebut memang sistem berbayar, lantaran kendaraannya merupakan sewaan.
Baca juga: Gubernur Koster: Fasilitas baru alasan tingginya minat ke Pura Besakih
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
“Sudah ada badan pengelola apalagi mereka sudah buat pakta integritas, agar bekerja lebih profesional jangan lagi seperti sebelumnya. Harus jelas pelayanannya misalnya turis kemana saja boleh masuk, dan semua fasilitas harus bersih sehingga wisatawan merasa aman dan nyaman,” kata Kepala Dispar Bali Tjok Bagus Pemayun.
Di Denpasar, Senin, Tjok Bagus mengatakan semestinya Pura Besakih makin dibanjiri wisatawan, jika kawasan tersebut tertata rapi dan pengelola bekerja dengan penuh tanggung jawab.
Untuk tarif masuk sendiri, bagi wisatawan mancanegara dipatok harga Rp60.000 dan wisatawan domestik Rp30.000, di mana biaya ini sudah termasuk pemandu dan penyewaan kain.
Baca juga: Imigrasi Bali tangkap tiga warga Rusia langgar etika di Pura Besakih
Kepala Dispar Bali menyebut harga tiket masuk tersebut diatur langsung oleh badan pengelola fasilitas kawasan suci Pura Besakih, dan nominalnya dinilai wajar jika berkaca dari fasilitas yang diberikan.
“Nanti tata kelola daya tarik Pura Besakih akan semakin bagus, kita berharap dengan adanya ini tren kunjungan wisatawan mancanegara meningkat karena tertata rapi, dan jelas pertanggungjawabannya,” ujar dia.
Tjok Bagus juga menjelaskan, pendapatan yang diperoleh dari tiket masuk kawasan Pura Besakih nantinya akan dilaporkan secara berkala ke Pemprov Bali, dan tentunya akan digunakan untuk biaya pengelolaan kawasan itu sendiri.
Selain tiket masuk, pengunjung Pura Besakih juga ditawarkan opsi menggunakan kendaraan listrik untuk naik dari tempat parkir menuju pura, dengan tarif Rp30.000 bagi wisatawan mancanegara dan Rp20.000 bagi wisatawan domestik atau pemedek yang hendak bersembahyang.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bali IGW Samsi Gunarta mengatakan kendaraan listrik (bus shuttle) tersebut memang sistem berbayar, lantaran kendaraannya merupakan sewaan.
Baca juga: Gubernur Koster: Fasilitas baru alasan tingginya minat ke Pura Besakih
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023