Pertemuan Education for Sustainable Development (ESD)-Net 2030 Asia-Pacific Regional Meeting di Bali, menjadi wadah bagi negara-negara yang berpartisipasi untuk membahas sejumlah topik terkait kemajuan yang telah dicapai dalam implementasi Peta Jalan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD).
"Ini kegiatan yang penting bagi dunia pendidikan, tidak hanya bagi Indonesia, namun bagi negara-negara Asia Pasifik. Ini bertujuan agar bagaimana pendidikan bisa menjadi suatu pendorong agar kita bisa mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SGD's) secara global," ujar Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek Iwan Syahril, di Badung, Senin.
Ia mengatakan ESD sebagai bagian integral dari penguatan sistem pendidikan, menjadi salah satu elemen penting dalam kebijakan Merdeka Belajar di Indonesia untuk menangani masalah dalam proses pembelajaran.
Menurutnya, pada era disruptive world, transformasi pendidikan sangat diperlukan guna mencapai perubahan signifikan dalam pendidikan yang berkualitas dan dibutuhkan SDM dunia yang gemar belajar.
"Indonesia melalui Merdeka Belajar memperkuat agar bagaimana ekosistem di Indonesia bisa lebih baik lagi dalam mendorong tercapainya SGD's," ucapnya.
Pada pertemuan itu para pemangku kepentingan pendidikan dan delegasi dari sekitar 20 negara saling berdiskusi dan berbagi praktik terbaik untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dalam implementasi Peta Jalan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD) tahun 2030.
Secara khusus, pertemuan tersebut juga bertujuan untuk memperkuat kapasitas para pemangku kepentingan dalam merumuskan dan melaksanakan ESD melalui inisiatif di masing-masing negara.
Selain itu para peserta saling bertukar pengetahuan dan pengalaman yang mencerminkan kebutuhan dan pendekatan khusus dalam menjalankan ESD untuk tahun 2030 di kawasan Asia Pasifik dan mendorong kerja sama lintas sektor untuk memperkuat sinergi dari proyek dan inisiatif yang sudah ada.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Itje Chodidah menambahkan dengan mentransformasi sistem pendidikan dan mengintegrasikan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, Indonesia dapat membekali para pembelajar dengan pengetahuan dan keterampilan.
"Dan nilai-nilai yang mereka butuhkan untuk membangun dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan," ujarnya.
Nantinya hasil dari pertemuan tersebut, termasuk rekomendasi dan tindakan prioritas yang akan muncul, menjadi masukan untuk diskusi pada pertemuan ESD-Net 2030 global yang akan diadakan di Jepang pada Desember 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Ini kegiatan yang penting bagi dunia pendidikan, tidak hanya bagi Indonesia, namun bagi negara-negara Asia Pasifik. Ini bertujuan agar bagaimana pendidikan bisa menjadi suatu pendorong agar kita bisa mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SGD's) secara global," ujar Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek Iwan Syahril, di Badung, Senin.
Ia mengatakan ESD sebagai bagian integral dari penguatan sistem pendidikan, menjadi salah satu elemen penting dalam kebijakan Merdeka Belajar di Indonesia untuk menangani masalah dalam proses pembelajaran.
Menurutnya, pada era disruptive world, transformasi pendidikan sangat diperlukan guna mencapai perubahan signifikan dalam pendidikan yang berkualitas dan dibutuhkan SDM dunia yang gemar belajar.
"Indonesia melalui Merdeka Belajar memperkuat agar bagaimana ekosistem di Indonesia bisa lebih baik lagi dalam mendorong tercapainya SGD's," ucapnya.
Pada pertemuan itu para pemangku kepentingan pendidikan dan delegasi dari sekitar 20 negara saling berdiskusi dan berbagi praktik terbaik untuk mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dalam implementasi Peta Jalan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (ESD) tahun 2030.
Secara khusus, pertemuan tersebut juga bertujuan untuk memperkuat kapasitas para pemangku kepentingan dalam merumuskan dan melaksanakan ESD melalui inisiatif di masing-masing negara.
Selain itu para peserta saling bertukar pengetahuan dan pengalaman yang mencerminkan kebutuhan dan pendekatan khusus dalam menjalankan ESD untuk tahun 2030 di kawasan Asia Pasifik dan mendorong kerja sama lintas sektor untuk memperkuat sinergi dari proyek dan inisiatif yang sudah ada.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Itje Chodidah menambahkan dengan mentransformasi sistem pendidikan dan mengintegrasikan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan, Indonesia dapat membekali para pembelajar dengan pengetahuan dan keterampilan.
"Dan nilai-nilai yang mereka butuhkan untuk membangun dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan," ujarnya.
Nantinya hasil dari pertemuan tersebut, termasuk rekomendasi dan tindakan prioritas yang akan muncul, menjadi masukan untuk diskusi pada pertemuan ESD-Net 2030 global yang akan diadakan di Jepang pada Desember 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023