Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta perguruan tinggi di Indonesia untuk memperbanyak mitra internasional untuk mengadakan riset guna menyasar peringkat universitas top dunia.
“Harapannya kalau bisa masuk 200 besar dunia,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek Abdul Haris di sela konferensi internasional bertema "Pendidikan Inklusif Era Digital" di Nusa Dua, Bali, Selasa.
Kolaborasi dengan mitra atau kampus internasional, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan kualitas riset dari peneliti atau akademisi perguruan tinggi Tanah Air.
Saat ini Universitas Indonesia (UI) merupakan satu-satunya perguruan tinggi di Tanah Air yang menduduki rentang peringkat ke-801 hingga 1.000 dunia pada 2024 berdasarkan Times Higher Education, lembaga penyedia data yang mendukung keunggulan universitas di dunia.
Tahun sebelumnya UI berada di peringkat 1.001-1.200 perguruan tinggi dunia. Sedangkan di level Asia, UI menduduki peringkat ke-201 hingga 250 untuk Asia University Rankings 2024 dan Impact Rankings 2024 berada di posisi lebih baik yakni ke-31.
“Ini menjadi tantangan karena memang fokusnya kekuatan riset, menjadi matrik utama pembobotan,” imbuhnya.
Sementara itu Rektor UI Ari Kuncoro dalam kesempatan yang sama pada pemaparan menyebutkan bahwa kampusnya menargetkan dapat menembus 500 besar kampus dunia.
Untuk itu kolaborasi perlu dilakukan antara lain dengan universitas dunia yang memiliki reputasi tinggi, misalnya dengan pertukaran mahasiswa atau penelitian bersama alumni dari universitas top dunia dan diaspora Indonesia.
Tak hanya itu, kata dia, kampus juga perlu melakukan adaptasi di era disrupsi antara lain dengan kemajuan teknologi informasi, kecerdasan buatan (Artificial Intellingence/AI), otomatisasi, digitalisasi, dan teknologi robotik.
Terkait dengan digitalisasi itu, Universitas Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan konferensi internasional terkait pendidikan inklusif era digital.
Dalam pertemuan itu membahas sejumlah topik antara lain terkait pendidikan di Asia dalam memanfaatkan teknologi AI dan inovasi lain dalam pembelajaran dan pengetahuan yang inklusif.