Nusa Dua (Antara Bali) - Asosiasi Perjalanan Wisata Indonesia (Association of The Indonesia Tours and Travel/Asita) Bali berencana memberikan pelatihan bahasa Mandarin bagi para pramuwisata di Pulau Dewata secara gratis guna memenuhi kebutuhan tenaga pemandu bagi perusahaan biro perjalanan wisata (BPW).
"Selain memenuhi kebutuhan itu, kami juga berupaya untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali dengan pemandu wisata tak berizin yang digunakan oleh BPW khusus wisatawan Mandarin," kata Ketua Asita Bali Ketut Ardana di sela-sela serah terima kepengurusan asosiasi tersebut di Nusa Dua, Jumat malam.
Menurut dia, pelatihan tersebut nantinya akan diberikan kepada pramuwisata yang telah memiliki izin namun tidak berbasis bahasa Mandarin.
Untuk latihan berbahasa Mandarin itu nantinya tidak akan ada sama sekali dikenakan biaya kepada para pesertanya. "Kami berencana untuk segera melaksanakan gagasan tersebut dengan bekerja sama dengan HPI dan Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Bahkan sejumlah BPW yang biasa menangani wisatawan dari China sudah menyanggupi untuk menggunakan peserta pelatihan jika telah mampu menguasai bahasa Mandarin secara baik," ujarnya.
Dia berharap dengan pelatihan itu membuat pemandu wisata yang menangani para turis berbahasa Mandarin tersebut dapat memberikan informasi yang lebih baik mengenai budaya dan alam di Pulau Dewata.
Selain itu dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengikis praktik jual beli kepala yang selama ini cukup sering terjadi dalam bidang tata niaga pramuwisata. (IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Selain memenuhi kebutuhan itu, kami juga berupaya untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali dengan pemandu wisata tak berizin yang digunakan oleh BPW khusus wisatawan Mandarin," kata Ketua Asita Bali Ketut Ardana di sela-sela serah terima kepengurusan asosiasi tersebut di Nusa Dua, Jumat malam.
Menurut dia, pelatihan tersebut nantinya akan diberikan kepada pramuwisata yang telah memiliki izin namun tidak berbasis bahasa Mandarin.
Untuk latihan berbahasa Mandarin itu nantinya tidak akan ada sama sekali dikenakan biaya kepada para pesertanya. "Kami berencana untuk segera melaksanakan gagasan tersebut dengan bekerja sama dengan HPI dan Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Bahkan sejumlah BPW yang biasa menangani wisatawan dari China sudah menyanggupi untuk menggunakan peserta pelatihan jika telah mampu menguasai bahasa Mandarin secara baik," ujarnya.
Dia berharap dengan pelatihan itu membuat pemandu wisata yang menangani para turis berbahasa Mandarin tersebut dapat memberikan informasi yang lebih baik mengenai budaya dan alam di Pulau Dewata.
Selain itu dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengikis praktik jual beli kepala yang selama ini cukup sering terjadi dalam bidang tata niaga pramuwisata. (IGT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012