Denpasar (Antara Bali) - Dua sutradara film dokumenter mendapatkan beasiswa dari "John Darling Fellowship" untuk mendalami bidang sinematografi di Universitas Nasional Australia.
"Kami ucapkan selamat kepada kedua sutradara yang mendapatkan beasiswa dari John Darling Fellowship. Beasiswa ini merupakan kesempatan besar untuk mengembangkan keterampilan mereka," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, dalam keterangan tertulisnya yang dikirimkan kepada ANTARA di Denpasar, Rabu malam.
Dua peraih beasiswa, yakni Dwi Sujanti Nugraheni dari Yogyakarta dan Chairun Nissa dari Jakarta akan mendapatkan kesempatan kursus intentif di Universitas Nasional Australia di Canberra selama dua pekan mulai Maret 2013.
Moriarty menjelaskan bahwa beasiswa itu diberikan sutradara film dokumenter asal Australia John Darling untuk mendukung kemajuan generasi baru sutradara perfilman dokumenter Indonesia.
Selain mendalami sinematrografi, kedua peraih beasiswa itu juga akan menjalani pelatihan dalam pemasaran dan distribusi film serta sistem pengarsipan film.
Sara Darling, istri John Darling, mendirikan John Darling Fellowship dengan dukungan penuh dari Herb Feith Foundation dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta. "Ini merupakan kesempatan langka untuk membantu sutradara film dan dokumenter muda guna meningkatkan keterampilan-keterampilan mereka.
John Darling tinggal di Bali selama bertahun-tahun. Film-filmnya telah ditayangkan di berbagai belahan dunia dan di televisi. Sembilan film dokumenternya tentang Indonesia termasuk Lempad of Bali (1978), Bali Hash (1985) dan seri Bali Tryptych 1987 (Between the Mountain and the Sea, The Path of the Soul dan Demons and Deities), serta Below the Wind (1994).
Film dokumenter Darling yang terakhir, The Healing of Bali (2003), dibuat selama 12 bulan setelah serangan bom Bali 2002 dan diproduksi bersama Sara.(M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kami ucapkan selamat kepada kedua sutradara yang mendapatkan beasiswa dari John Darling Fellowship. Beasiswa ini merupakan kesempatan besar untuk mengembangkan keterampilan mereka," kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, dalam keterangan tertulisnya yang dikirimkan kepada ANTARA di Denpasar, Rabu malam.
Dua peraih beasiswa, yakni Dwi Sujanti Nugraheni dari Yogyakarta dan Chairun Nissa dari Jakarta akan mendapatkan kesempatan kursus intentif di Universitas Nasional Australia di Canberra selama dua pekan mulai Maret 2013.
Moriarty menjelaskan bahwa beasiswa itu diberikan sutradara film dokumenter asal Australia John Darling untuk mendukung kemajuan generasi baru sutradara perfilman dokumenter Indonesia.
Selain mendalami sinematrografi, kedua peraih beasiswa itu juga akan menjalani pelatihan dalam pemasaran dan distribusi film serta sistem pengarsipan film.
Sara Darling, istri John Darling, mendirikan John Darling Fellowship dengan dukungan penuh dari Herb Feith Foundation dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta. "Ini merupakan kesempatan langka untuk membantu sutradara film dan dokumenter muda guna meningkatkan keterampilan-keterampilan mereka.
John Darling tinggal di Bali selama bertahun-tahun. Film-filmnya telah ditayangkan di berbagai belahan dunia dan di televisi. Sembilan film dokumenternya tentang Indonesia termasuk Lempad of Bali (1978), Bali Hash (1985) dan seri Bali Tryptych 1987 (Between the Mountain and the Sea, The Path of the Soul dan Demons and Deities), serta Below the Wind (1994).
Film dokumenter Darling yang terakhir, The Healing of Bali (2003), dibuat selama 12 bulan setelah serangan bom Bali 2002 dan diproduksi bersama Sara.(M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012