Desa Tembok di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Bali menggagas Program Rumah Bertumbuh sebagai upaya membangun sumber daya manusia (SDM) dan meningkatkan kapasitas masyarakat agar berdaya saing dalam dunia kerja.
"Rumah Bertumbuh merupakan ruang kreativitas bagi masyarakat segala lapisan mulai dari anak-anak hingga dewasa dalam menyalurkan minat, mengasah bakat, dan mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat Desa Tembok," ungkap Perbekel Tembok Dewa Komang Yudi di Buleleng, Senin.
Ia mengatakan Program Rumah Bertumbuh dibangun dengan pendekatan holistik dan berbasis sumber daya yang bersifat inklusif kepada masyarakat dari seluruh lapisan usia, serta terbuka ruang kerja sama dengan para pemangku kepentingan.
Ia menyebut tujuh bidang dengan 19 kegiatan dalam program tersebut, yakni bidang seni dan budaya, bidang adat dan agama, bidang teknologi informasi komunikasi, bidang bahasa atau ilmu komunikasi, bidang olahraga, bidang videografi, dan bidang lingkungan hidup.
Ia menyebut hal unik dan menarik dalam Program Rumah Bertumbuh, yakni konsep pentahelix dijalankan secara kolaborasi bersama pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media, tanpa menggunakan dana desa, dengan pihak ketiga sebagai donatur atau pemberi sponsor.
"Inilah keunikan dan fondasi dalam Rumah Bertumbuh konsep pentahelix terejawantahkan dalam kebijakan dan program ini. Akademisi, komunitas, media, dunia usaha kita ajak bekerja sama, seperti Stah Mpu Kuturan yang setiap hari Sabtu dan Minggu mengajar di Rumah Bertumbuh," katanya.
Sebanyak 220 peserta saat ini ikut dalam program ini, 60 tutor pelatih dan narasumber bergabung dan saling mengisi.
"Sumber daya lokal yang 'consern' (perhatian) di bidangnya dan dosen serta delapan 'stakeholder' (pemangku kepentingan) terlibat di sini sebagai pengampu Rumah Bertumbuh," katanya.
Ke depan, pihaknya berharap, Program Rumah Bertumbuh memberikan dampak nyata terhadap lingkungan, sosial, dan budaya.
Selain itu, katanya, mengarahkan masyarakat terhadap aktivitas positif, sebagai ruang belajar interaksi sosial, kesetaraan akses pengembangan diri dan menumbuhkan komunitas kreatif dengan tetap mempertahankan tradisi adat istiadat daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Rumah Bertumbuh merupakan ruang kreativitas bagi masyarakat segala lapisan mulai dari anak-anak hingga dewasa dalam menyalurkan minat, mengasah bakat, dan mengembangkan potensi yang dimiliki masyarakat Desa Tembok," ungkap Perbekel Tembok Dewa Komang Yudi di Buleleng, Senin.
Ia mengatakan Program Rumah Bertumbuh dibangun dengan pendekatan holistik dan berbasis sumber daya yang bersifat inklusif kepada masyarakat dari seluruh lapisan usia, serta terbuka ruang kerja sama dengan para pemangku kepentingan.
Ia menyebut tujuh bidang dengan 19 kegiatan dalam program tersebut, yakni bidang seni dan budaya, bidang adat dan agama, bidang teknologi informasi komunikasi, bidang bahasa atau ilmu komunikasi, bidang olahraga, bidang videografi, dan bidang lingkungan hidup.
Ia menyebut hal unik dan menarik dalam Program Rumah Bertumbuh, yakni konsep pentahelix dijalankan secara kolaborasi bersama pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas dan media, tanpa menggunakan dana desa, dengan pihak ketiga sebagai donatur atau pemberi sponsor.
"Inilah keunikan dan fondasi dalam Rumah Bertumbuh konsep pentahelix terejawantahkan dalam kebijakan dan program ini. Akademisi, komunitas, media, dunia usaha kita ajak bekerja sama, seperti Stah Mpu Kuturan yang setiap hari Sabtu dan Minggu mengajar di Rumah Bertumbuh," katanya.
Sebanyak 220 peserta saat ini ikut dalam program ini, 60 tutor pelatih dan narasumber bergabung dan saling mengisi.
"Sumber daya lokal yang 'consern' (perhatian) di bidangnya dan dosen serta delapan 'stakeholder' (pemangku kepentingan) terlibat di sini sebagai pengampu Rumah Bertumbuh," katanya.
Ke depan, pihaknya berharap, Program Rumah Bertumbuh memberikan dampak nyata terhadap lingkungan, sosial, dan budaya.
Selain itu, katanya, mengarahkan masyarakat terhadap aktivitas positif, sebagai ruang belajar interaksi sosial, kesetaraan akses pengembangan diri dan menumbuhkan komunitas kreatif dengan tetap mempertahankan tradisi adat istiadat daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023