Denpasar (Antara Bali) - Badan Penanaman Modal Provinsi Bali mencatat hingga triwulan III/2012, investasi di Pulau Dewata didominasi oleh para pemodal dalam negeri.
"Hal ini karena makin berkembangnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah kita. Krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Eropa dan Amerika rupanya tidak terlalu berimbas dengan para pengusaha kecil," kata Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan Badan Penanaman Modal Provinsi Bali Wayan Suta Astawa, di Denpasar, Rabu.
Ia menyampaikan, realisasi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) hingga triwulan III/2012 di Pulau Dewata mencapai Rp5,49 triliun lebih, sementara realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp4,15 triliun lebih (dengan perhitungan kurs satu dolar AS sama dengan Rp9.300).
Nilai investasi PMDN sebesar Rp5,49 triliun itu terdiri atas 4.145 unit usaha, sedangkan PMA dengan 266 investor. "Ini menandakan dari sisi modal usaha para pengusaha kita tidak sebesar pengusaha asing. Nilai investasinya kecil-kecil, namun unit yang tumbuh banyak," ucapnya.
Ketertarikan pengusaha pada PMDN masih berkutat di tersier sebesar Rp5,38 triliun yang meliputi usaha kontruksi, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, perumahan, kawasan industri, listrik, gas, dan air. Sementara untuk sektor primer realisasinya baru Rp28,98 miliar dan sektor sekunder Rp78,92 miliar.
Suta menambahkan tren menguatnya PMDN di Bali sudah nampak sejak dua tahun terakhir. Pada 2011 saja, dari total realisasi investasi Rp11,70 triliun, nilai PMDN mencapai Rp7,31 triliun, sedangkan PMA Rp4,39 triliun.
"Meningkatnya investasi dalam negeri tidak berarti karena menurunnya kepercayaan pihak asing pada Bali, investasi asing tetap meningkat, namun pertumbuhan investasi dari UMKM di daerah kita juga berkembang pesat," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Hal ini karena makin berkembangnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah kita. Krisis ekonomi yang terjadi di kawasan Eropa dan Amerika rupanya tidak terlalu berimbas dengan para pengusaha kecil," kata Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan Badan Penanaman Modal Provinsi Bali Wayan Suta Astawa, di Denpasar, Rabu.
Ia menyampaikan, realisasi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) hingga triwulan III/2012 di Pulau Dewata mencapai Rp5,49 triliun lebih, sementara realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp4,15 triliun lebih (dengan perhitungan kurs satu dolar AS sama dengan Rp9.300).
Nilai investasi PMDN sebesar Rp5,49 triliun itu terdiri atas 4.145 unit usaha, sedangkan PMA dengan 266 investor. "Ini menandakan dari sisi modal usaha para pengusaha kita tidak sebesar pengusaha asing. Nilai investasinya kecil-kecil, namun unit yang tumbuh banyak," ucapnya.
Ketertarikan pengusaha pada PMDN masih berkutat di tersier sebesar Rp5,38 triliun yang meliputi usaha kontruksi, perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, perumahan, kawasan industri, listrik, gas, dan air. Sementara untuk sektor primer realisasinya baru Rp28,98 miliar dan sektor sekunder Rp78,92 miliar.
Suta menambahkan tren menguatnya PMDN di Bali sudah nampak sejak dua tahun terakhir. Pada 2011 saja, dari total realisasi investasi Rp11,70 triliun, nilai PMDN mencapai Rp7,31 triliun, sedangkan PMA Rp4,39 triliun.
"Meningkatnya investasi dalam negeri tidak berarti karena menurunnya kepercayaan pihak asing pada Bali, investasi asing tetap meningkat, namun pertumbuhan investasi dari UMKM di daerah kita juga berkembang pesat," katanya. (LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012