Pos Pelayanan Kapal Ikan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan di Benoa, Denpasar, mencatat produksi tuna di Bali pada 2022 mencapai 27.037 ton atau turun dibandingkan 2021, yang 32.511 ton, karena harga BBM yang tinggi.
"Harga BBM tinggi, banyak kapal yang frekuensi melautnya juga turun," kata Kepala PPN Pengambengan Andi Mannojengi di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, unit yang ada di Pelabuhan Umum Benoa itu melayani hampir 1.000 unit kapal ikan.
Sebagian besar dari kapal perikanan tangkap itu merupakan kapal berukuran di atas 30 gross ton (GT) yang tidak mendapatkan subsidi BBM.
Subsidi BBM, baru bisa didapatkan oleh kapal ikan yang berukuran lebih kecil atau di bawah 30 GT.
Sedangkan, produksi tuna pada 2021 termasuk tinggi jika dibandingkan pada 2020 mencapai 20.184 ton.
Baca juga: Garuda Indonesia angkut tuna dari Bali ke Jepang
Produksi tuna dari sejumlah perairan laut lepas yang didaratkan di Bali itu diekspor ke Jepang dan sejumlah negara di Eropa.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bali Putu Sumardiana mengatakan kebanyakan kapal tuna di Bali berukuran di atas 30 GT, sehingga tidak mendapatkan subsidi BBM dari pemerintah.
Adapun izin kapal ikan di atas 30 GT yang beroperasi di Benoa itu, kata dia, memiliki izin pusat.
"Langkah kami mencoba berkoordinasi dengan BPH Migas terkait BBM untuk nelayan terutama yang memiliki kartu Kusuka, apa ada kebijakan, ini yang akan kami koordinasikan," kata Sumardiana.
Baca juga: KKP: Produk tuna Indonesia raih sertifikasi standar dunia
Kartu Kusuka adalah kartu identitas tunggal pelaku usaha kelautan dan perikanan di Indonesia yang diterbitkan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pemilik kartu Kusuka itu adalah nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, pemasar perikanan hingga penyedia jasa pengiriman produk kelautan dan perikanan.
Pelabuhan Umum Benoa merupakan satu dari empat pelabuhan perikanan di Indonesia sebagai lokasi bersandarnya kapal perikanan dan kapal pengangkut ikan berbendera asing.
Selain di Benoa, Bali, tiga pelabuhan lainnya yakni Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Nizam Zachman di DKI Jakarta, PPS Bitung di Sulawesi Utara, dan PPS Bungus di Sumatera Barat.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, nilai ekspor Bali pada Maret 2023 mencapai 51,8 juta dolar AS, hampir sama dengan capaian periode sama 2022.
Produk paling banyak diekspor dari Bali adalah ikan, krustasea (udang-udangan) dan moluska (kerang) sebesar 25 persen dari total ekspor pada Maret 2023 yakni mencapai hampir 13 juta dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023