Salah satu hotel di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, berhasil membangun kebun hidroponik dengan tanaman organik di dalamnya yang mampu memenuhi sebagian kebutuhan dapur sendiri.
Hotel tersebut adalah The Apurva Kempinski Bali, resor yang menjadi lokasi utama perhelatan G20 di kawasan Nusa Dua, di mana dalam dua tahun akhirnya berhasil menanam sejumlah sayuran dan tanaman buah.
"Saat ini ada pokcoy, cabai, terong, tomat ceri, kacang panjang, markisa, min, selasih, dan peperomia. Jadi beberapa sudah berhasil, tapi beberapa lagi sudah dicoba dan gagal karena situasi di atas ada yang tidak bisa tumbuh seperti lotus," kata Director Hygine, Safety, and Sustainability The Apurva Kempinski Bali Desak Made Intan Sari di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu.
Kebun hidroponik itu dibangun di atap resor, dengan dibantu sejumlah instalasi pengairan dan metode lain, serta dipasang atap pelindung sinar ultraviolet.
Baca juga: PLN Bali dukung pengembangan IoT untuk petani Hidroponik di Desa Pelaga
Kepada media, Intan menuturkan bahwa tanaman organik yang ada mampu membantu 30 persen dari kebutuhan dapur, terutama bagi konsumsi karyawan.
Ke depan, The Apurva Kempinski Bali mengaku akan semakin masif dalam pengembangan pertanian ini, di mana kendala yang terjadi saat ini masih pada kuantitas tanaman yang belum dapat memenuhi 100 persen kebutuhan meskipun sejumlah tanaman bisa langsung dipetik dan digunakan.
Lebih dalam, pengelola kebun hidroponik The Apurva Kempinski Bali Alit Widyana menyebut tanaman organik yang hidup melalui proses hidroponik adalah pokcoy, kemangi dan min, sementara cabai, tomat, terong, dan peperomia dengan metode pertanian biasa.
Alit menjelaskan, kebun yang terletak di lantai 17 resor itu bertujuan untuk rekreasi, edukasi, dan produksi, jadi pada momentum tertentu para pegawai akan melakukan aktivitas green escape di sana untuk belajar dan berekreasi, kemudian hasil produksi akan masuk ke dapur.
Baca juga: BRI dukung Kelompok Wanita Tani Hidroponik Bali
Menanam dengan metode hidroponik sendiri, kata dia, memiliki kunci utama pada penjagaan nutrisi, dan selama setahun memastikan pemakaian nutrisi ab mix yang tepat akhirnya pokcoy berhasil menjadi yang paling subur.
"Tips dan triknya ada pada perawatan, kita biasanya rutin cek nutrisi pakai ph meter, kalau ph tinggi kita turunkan, dan air kita cek terus tiap hari, akhirnya satu instalasi bisa menghasilkan 18-20 kilogram pokcoy yang kita panen per minggu," sebut Alit.
Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dapur lainnya, kini The Apurva Kempinski Bali berkolaborasi dengan Samsara Living Museum, di mana mereka menanam sejumlah bahan pangan resor di lahan Samsara di Karangasem.
Mereka menyebut program tersebut sebagai praktik pertanian berkelanjutan, yaitu akan diberikan edukasi kepada komunitas-komunitas setempat untuk menanam dan menjual kembali ke resor, sehingga membentuk ekonomi sirkular.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
Hotel tersebut adalah The Apurva Kempinski Bali, resor yang menjadi lokasi utama perhelatan G20 di kawasan Nusa Dua, di mana dalam dua tahun akhirnya berhasil menanam sejumlah sayuran dan tanaman buah.
"Saat ini ada pokcoy, cabai, terong, tomat ceri, kacang panjang, markisa, min, selasih, dan peperomia. Jadi beberapa sudah berhasil, tapi beberapa lagi sudah dicoba dan gagal karena situasi di atas ada yang tidak bisa tumbuh seperti lotus," kata Director Hygine, Safety, and Sustainability The Apurva Kempinski Bali Desak Made Intan Sari di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Rabu.
Kebun hidroponik itu dibangun di atap resor, dengan dibantu sejumlah instalasi pengairan dan metode lain, serta dipasang atap pelindung sinar ultraviolet.
Baca juga: PLN Bali dukung pengembangan IoT untuk petani Hidroponik di Desa Pelaga
Kepada media, Intan menuturkan bahwa tanaman organik yang ada mampu membantu 30 persen dari kebutuhan dapur, terutama bagi konsumsi karyawan.
Ke depan, The Apurva Kempinski Bali mengaku akan semakin masif dalam pengembangan pertanian ini, di mana kendala yang terjadi saat ini masih pada kuantitas tanaman yang belum dapat memenuhi 100 persen kebutuhan meskipun sejumlah tanaman bisa langsung dipetik dan digunakan.
Lebih dalam, pengelola kebun hidroponik The Apurva Kempinski Bali Alit Widyana menyebut tanaman organik yang hidup melalui proses hidroponik adalah pokcoy, kemangi dan min, sementara cabai, tomat, terong, dan peperomia dengan metode pertanian biasa.
Alit menjelaskan, kebun yang terletak di lantai 17 resor itu bertujuan untuk rekreasi, edukasi, dan produksi, jadi pada momentum tertentu para pegawai akan melakukan aktivitas green escape di sana untuk belajar dan berekreasi, kemudian hasil produksi akan masuk ke dapur.
Baca juga: BRI dukung Kelompok Wanita Tani Hidroponik Bali
Menanam dengan metode hidroponik sendiri, kata dia, memiliki kunci utama pada penjagaan nutrisi, dan selama setahun memastikan pemakaian nutrisi ab mix yang tepat akhirnya pokcoy berhasil menjadi yang paling subur.
"Tips dan triknya ada pada perawatan, kita biasanya rutin cek nutrisi pakai ph meter, kalau ph tinggi kita turunkan, dan air kita cek terus tiap hari, akhirnya satu instalasi bisa menghasilkan 18-20 kilogram pokcoy yang kita panen per minggu," sebut Alit.
Untuk mendukung pemenuhan kebutuhan dapur lainnya, kini The Apurva Kempinski Bali berkolaborasi dengan Samsara Living Museum, di mana mereka menanam sejumlah bahan pangan resor di lahan Samsara di Karangasem.
Mereka menyebut program tersebut sebagai praktik pertanian berkelanjutan, yaitu akan diberikan edukasi kepada komunitas-komunitas setempat untuk menanam dan menjual kembali ke resor, sehingga membentuk ekonomi sirkular.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023