Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali merekomendasikan pelaksanaan operasi pasar serentak dan berkelanjutan saat bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 2023 untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok.

Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Kamis, terdapat beberapa komoditas yang perlu diwaspadai menjelang hari besar keagamaan seperti cabai rawit merah, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, dan tepung terigu.

Operasi pasar dapat diinisiasi oleh pemerintah daerah bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah dengan mengundang sejumlah pihak terkait

"Selain itu penting publikasi harga dan stok kepada masyarakat dan peningkatan kerja sama antardaerah (KAD)," ujarnya.

Trisno menambahkan, untuk menjaga stabilitas harga juga perlu dioptimalisasikan belanja tidak terduga dan subsidi ongkos angkus dari pemerintah daerah.

Lebih lanjut, peran Perumda Pangan juga perlu diperkuat di masing-masing kota/kabupaten guna memperluas distribusi bahan pangan di Provinsi Bali.

Baca juga: BI Bali minta Pemda cegah inflasi saat Nyepi dan Ramadhan

Sebelumnya, kata Trisno, menjelang Hari Suci Nyepi Caka 1945 dan bulan Ramadhan 1444 Hijriah, TPID Provinsi Bali telah melaksanakan High Level Meeting (HLM) TPID Provinsi Bali baru-baru ini.

HLM dipimpin oleh Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan dihadiri oleh Bupati/Wali Kota se-Bali, Kepala KPwBI Provinsi Bali, Kepala BPS Provinsi Bali, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Bali, serta OPD terkait.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati sebelumnya mengatakan TPID seluruh Bali harus semakin intensif melaksanakan kegiatan pengendalian inflasi, diantaranya operasi pasar, serta sidak ke pasar untuk memastikan harga-harga tetap stabil.

"Langkah pengendalian inflasi harus dilaksanakan menjelang hari besar keagamaan nasional (HKBN). Hal ini mengingat menjaga inflasi di tingkat yang rendah dan stabil merupakan hal penting guna menjaga daya beli masyarakat di tengah pemulihan ekonomi," ujarnya.

Baca juga: BI Bali dorong pemda perluas penanaman cabai guna kendalikan inflasi

Kepala BPS Provinsi Bali, Hanif Yahya, menyampaikan bahwa inflasi erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.

Ia menyampaikan terdapat beberapa fenomena yang mempengaruhi harga hingga bulan Maret 2023, diantaranya adalah panen raya, curah hujan, kenaikan harga BBM, turunnya harga avtur, kenaikan suku bunga BI, serta kenaikan tarif cukai rokok.

Lebih lanjut Hanif menyampaikan apabila berkaca dari historis, pada bulan Maret 2023 diprediksi akan terjadi peningkatan inflasi.

Saat ini, BPS melakukan survei secara terbatas melalui Indikator Perubahan Harga (IPH) untuk kabupaten non-IHK (Indeks Harga Konsumen).

Hal ini guna melihat perkembangan harga yang terjadi di beberapa kota tersebut. Kabupaten non-IHK diharapkan dapat memanfaatkan data IPH tersebut sebagai referensi pengendalian inflasi.

Sebelumnya pada bulan Februari 2023, IHK Gabungan Kota Denpasar dan Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi setinggi 0,07 persen yang ditunjukkan dengan peningkatan Indeks Harga Konsumen dari 114,00 pada Januari 2023 menjadi 114,08 pada Februari 2023.

Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) Februari 2023 sebesar 0,73 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2023 terhadap Februari 2022 atau yoy) tercatat setinggi 6,35 persen.


 
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023