Kulon Progo (Antara Bali) - Penebangan kayu di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencapai 85.000 kubik per tahun sehingga perlu dilaksanakan penanaman pohon sebanyak-banyaknya supaya produksinya berkelanjutan.
"Penanaman pohon secara serentak di Kulon Progo, pada tahun ini, bertujuan untuk mensubstisusi tanaman yang telah ditebang, karena penebangan terjadi setiap tahun," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi, Rabu.
Dalam acara "Gerakan Penanaman Sehari" sekaligus "libur uwur-uwur" yang dipusatkan di Girigondo, Kulon Progo, ia mengatakan produksi kayu bulat Kulon Progo hampir 85 ribu kubik pertahun, sehingga pohon yang telah ditebang harus diganti supaya produksinya berkelanjutan.
Penanaman bibit Sengon pada "gerakan penanaman sehari", menurut Bambang, karena Sengon memiliki kelebihan antara lain ketersediaan benih mudah, harganya murah, dari sisi ekonomi umurnya pendek yaitu 5-7 tahun bisa dipanen, dan dari sisi kondisi agroekosistem tanaman sengon relatif toleran terhadap lahan yang marjinal.
Menurut Bambang, penanaman pohon juga bertujuan untuk melakukan konservasi, sehingga dengan vegetasi atau penanaman dapat mengurangi erosi, longsor dan juga mengurangi efek pemanasan global, sedangkan dari sisi ekonomi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. (*/dwa)/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Penanaman pohon secara serentak di Kulon Progo, pada tahun ini, bertujuan untuk mensubstisusi tanaman yang telah ditebang, karena penebangan terjadi setiap tahun," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi, Rabu.
Dalam acara "Gerakan Penanaman Sehari" sekaligus "libur uwur-uwur" yang dipusatkan di Girigondo, Kulon Progo, ia mengatakan produksi kayu bulat Kulon Progo hampir 85 ribu kubik pertahun, sehingga pohon yang telah ditebang harus diganti supaya produksinya berkelanjutan.
Penanaman bibit Sengon pada "gerakan penanaman sehari", menurut Bambang, karena Sengon memiliki kelebihan antara lain ketersediaan benih mudah, harganya murah, dari sisi ekonomi umurnya pendek yaitu 5-7 tahun bisa dipanen, dan dari sisi kondisi agroekosistem tanaman sengon relatif toleran terhadap lahan yang marjinal.
Menurut Bambang, penanaman pohon juga bertujuan untuk melakukan konservasi, sehingga dengan vegetasi atau penanaman dapat mengurangi erosi, longsor dan juga mengurangi efek pemanasan global, sedangkan dari sisi ekonomi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. (*/dwa)/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012