Program Rumah Kelola Sampah (RKS) PT Persero Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) di Kota Denpasar, Bali, mengolah sampah menjadi berbagai jenis barang yang memiliki nilai ekonomi.

"Kami berharap RKS Pelni Denpasar ini bisa menghadirkan lingkungan yang sehat, nyaman, bersih dan bisa menciptakan kemandirian masyarakat melalui pemanfaatan pengolahan sampah menjadi barang bernilai jual," ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Pelni Anik Hidayati di kawasan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Suwung, Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan masyarakat binaan RKS Pelni Denpasar dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk menghasilkan barang-barang bernilai jual seperti produk kompos dan pelet pakan unggas.

Selain itu masyarakat juga dapat melakukan budidaya tanaman sayur dengan media tanam kompos hasil olahan sampah serta berbagai kerajinan tangan seperti pot bunga dari kain bekas dan tas yang memanfaatkan bahan-bahan plastik bekas.

"Untuk itu RKS Pelni Denpasar ini dilengkapi dengan fasilitas pengelolaan sampah, antara lain mesin pencacah sampah organik, mesin press sampah dan motor roda tiga pengangkut sampah," kata dia.



Anik Hidayati menjelaskan RKS di Bali itu hadir melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program tersebut merupakan upaya Pelni untuk membangun Program TJSL yang memiliki nilai tambah demi mendukung kesuksesan pelaksanaan program pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Menurutnya, program itu sejalan dengan SDGs nomor 12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

"Pada seluruh kegiatan operasional, kami berkomitmen untuk ikut serta mendukung pembangunan berkelanjutan yang kami wujudkan melalui program-program TJSL seperti rumah kelola sampah ini," tambah dia.

Ia menambahkan sebagai BUMN yang bergerak di bidang jasa pelayaran, saat ini perusahaan mengoperasikan 26 kapal penumpang yang melayani 1.058 rute dan menyinggahi 76 pelabuhan.

Dari jumlah itu, sebanyak empat kapal penumpang milik Pelni memiliki jadwal singgah dan sandar di Pelabuhan Benoa Denpasar Bali, yaitu KM Tilongkabila, KM Awu, KM Binaiya dan KM Leuser.

"Rata-rata sampah yang dihasilkan oleh kapal Pelni dalam satu hari sebanyak 2,5 ton. Dalam sebulan RKS Pelni Denpasar bisa mengurangi sampah sebanyak 75 ton per bulan baik itu sampah dari kapal Pelni maupun sampah rumah tangga," ungkap Anik.

Kota Denpasar dipilih sebagai kota keempat Program RKS ini karena berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali, provinsi itu merupakan penghasil sampah terbesar ke-8 di Indonesia dengan menghasilkan 915,5 ribu ton sampah sepanjang tahun 2021.

"Semoga kehadiran BUMN melalui Program RKS ini mampu mengurangi jumlah timbunan sampah di Bali serta menjadikan Bali lebih bersih dan sehat," pungkas dia.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rumah Kelola Sampah Pelni olah sampah jadi barang ekonomis

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023