Denpasar (Antara Bali) - Payung tradisional Bali (tedung) yang biasa digunakan sebagai sarana upacara adat dan keagamaan telah memasuki pasar ekspor.
"Kami memproduksi tedung berukuran besar atau dengan garis tengah 1,5-2 meter untuk ekspor," kata Dewi Kartika, perajin tedung di Mambal, Kabupaten Badung, Senin.
Aneka barang seni berupa tedung hasil kerajinan yang selama ini lebih banyak untuk kegiatan upacara adat maupun keagamaan bagi Umat Hindu di Bali kini mengalami perkembangan bentuk dan perluasan fungsi.
Dalam perkembangan terakhir produk tedung sebagai media sarana ritual keagamaan, kini sudah menjadi mata dagangan ekspor terutama untuk memenuhi pasar kerajinan di negara Prancis, Italia, dan Jerman.
Penggunaan tedung di luar negeri tidak seperti di Bali sebagai pelengkap prosesi ritual upacara keagamaan maupun adat, tetapi difungsikan sebagai produk hiasan, baik di rumah, hotel, dan restoran. (*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kami memproduksi tedung berukuran besar atau dengan garis tengah 1,5-2 meter untuk ekspor," kata Dewi Kartika, perajin tedung di Mambal, Kabupaten Badung, Senin.
Aneka barang seni berupa tedung hasil kerajinan yang selama ini lebih banyak untuk kegiatan upacara adat maupun keagamaan bagi Umat Hindu di Bali kini mengalami perkembangan bentuk dan perluasan fungsi.
Dalam perkembangan terakhir produk tedung sebagai media sarana ritual keagamaan, kini sudah menjadi mata dagangan ekspor terutama untuk memenuhi pasar kerajinan di negara Prancis, Italia, dan Jerman.
Penggunaan tedung di luar negeri tidak seperti di Bali sebagai pelengkap prosesi ritual upacara keagamaan maupun adat, tetapi difungsikan sebagai produk hiasan, baik di rumah, hotel, dan restoran. (*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012