Pemerintah Kota Denpasar, Bali, menggelar kegiatan penguatan Forum Kemitraan untuk AIDS, Tuberkulosis dan Malaria (ATM) sebagai salah satu upaya menurunkan tiga penyakit menular tersebut.

Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa di Denpasar, Rabu, menyampaikan Indonesia saat ini masih menghadapi tantangan tingginya penyakit menular seperti HIV-AIDS, tuberkulosis dan malaria (ATM).

"Selain TBC, masalah HIV-AIDS juga masih menjadi masalah dan tantangan di Kota Denpasar. Dari laporan, tercatat temuan kasus HIV kumulatif sampai Desember 2022 sebanyak 14.712 kasus," kata Arya Wibawa dalam penguatan Forum Kemitraan ATM itu.

Walaupun angka insiden dan kematian karena AIDS mengalami kecenderungan penurunan dalam 10 tahun terakhir, namun dari segi penularan masih terjadi temuan kasus.

"Oleh karena itu kita perlu lebih berfokus untuk mengambil upaya-upaya pada permasalahan tersebut," ujarnya pada acara yang digelar Dinas Kesehatan Kota Denpasar berkolaborasi dengan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes).

Arya Wibawa menegaskan kewaspadaan terhadap kasus-kasus dari luar daerah yang dibawa oleh masyarakat masuk ke wilayah Kota Denpasar harus menjadi perhatian semua pihak.

"Dalam rangka penemuan dan pengobatan pasien HIV-AIDS dan tuberkulosis secara cepat, tepat dan berkelanjutan kita harus fokus," ucapnya.

Selain juga melakukan terobosan-terobosan serta membangun komitmen dan membentuk kesepakatan bersama dalam penanggulangan AIDS, tuberkulosis, dan malaria menuju eliminasi di tahun 2030.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Candrawati tak menampik bahwa saat ini pihaknya tengah berkonsentrasi pada inovasi dan terobosan dalam upaya menurunkan kasus HIV AIDS, TBC dan juga malaria.

"Pada tiga kasus penyakit ini, Kota Denpasar menyiapkan beberapa strategi penanggulangan. Pada HIV-AIDS misalnya, kita siapkan tiga langkah, yakni pencegahan, surveilans dan juga penanganan kasus," ujarnya

Kemudian untuk eliminasi TBC, strategi yang diambil dengan percepatan penemuan kasus TBC dengan cara menguatkan peran fasilitas kesehatan.

Sedangkan, untuk malaria, strategi untuk mempertahankan eliminasi malaria adalah dengan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) pada setiap kasus malaria, dan mengobatinya langsung.

Pihak Dinkes Kota Denpasar, tambah Candrawati, menyiapkan inovasi berupa program Integrasi untuk eliminasi HIV/ AIDS, TBC dan Malaria dalam bentuk program SAKU JELITA (DenpaSAr FoKUs Menuju Eliminasi AIDS, Tuberkolosis dan malaria).

"Dalam SAKU JELITA ini terdapat beberapa langkah yang kami upayakan. Seperti meningkatkan peran kader ATM, masyarakat, komunitas, dan juga peran desa untuk fokus pada kegiatan eliminasi 2030," katanya.

Selain itu, penyediaan paket informasi ATM yang akan dipakai pedoman kader dan pelibatan sektor swasta juga ada dalam komponen SAKU JELITA ini," ujar dr Candrawati.

Sementara Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia PW Bali dr I Nyoman Gunarta mengharapkan peran serta desa/kelurahan di Kota Denpasar, untuk penanganan kasus HIV AIDS, TBC dan malaria ini.

"Peran serta seluruh komponen di Kota Denpasar tidak terkecuali pihak desa/kelurahan, sangatlah penting dalam upaya penanggulangan kasus ATM ini. Kami dari Adinkes akan terus memberikan dukungan guna mewujudkan eliminasi 2030," kata Gunarta.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023