Denpasar (Antara Bali) - Paket wisata berupa menginap di rumah milik warga di wilayah pedesaan Bali kini mulai banyak diincar oleh wisatawan Eropa yang berlibur ke Pulau Dewata.
"Paket wisata berbasis komunitas dengan menyiapkan akomodasi berupa rumah sederhana di tengah perkampungan itu menujukkan tren yang positif karena diminati banyak pelancong dari Eropa dan Amerika Serikat. Rata-rata menginap lebih dari tiga hari sampai dua pekan untuk rombongan," kata I Gusti Agung Prana, penggagas dari praktik pengembangan pariwisata tersebut, di Denpasar, Rabu.
Menurut praktisi pariwisata tersebut, tren praktik pariwisata berbasis komunitas yang positif itu merupakan peluang usaha guna ditingkatkan dan dikembangkan oleh para pelaku di sektor usaha tersebut.
Saat ini banyak wisatawan asing yang lebih memilih tinggal di rumah sederhana milik warga daripada menginap di hotel berbintang.
"Konsep tersebut sudah diterapkan sejak tiga tahun lalu dengan tujuan dapat memberikan kesejahteraan langsung pada masyarakat dan berperan menjaga kelestarian budaya dan alam di sini," ucapnya.
Dia mengatakan, berdasarkan konsep wisata tersebut maka tempat akomodasi yang dipilih adalah lahan belakang pekarangan rumah warga desa, dengan syarat adanya kegiatan alam dan budaya yang hidup sebagai nilai jualnya.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Paket wisata berbasis komunitas dengan menyiapkan akomodasi berupa rumah sederhana di tengah perkampungan itu menujukkan tren yang positif karena diminati banyak pelancong dari Eropa dan Amerika Serikat. Rata-rata menginap lebih dari tiga hari sampai dua pekan untuk rombongan," kata I Gusti Agung Prana, penggagas dari praktik pengembangan pariwisata tersebut, di Denpasar, Rabu.
Menurut praktisi pariwisata tersebut, tren praktik pariwisata berbasis komunitas yang positif itu merupakan peluang usaha guna ditingkatkan dan dikembangkan oleh para pelaku di sektor usaha tersebut.
Saat ini banyak wisatawan asing yang lebih memilih tinggal di rumah sederhana milik warga daripada menginap di hotel berbintang.
"Konsep tersebut sudah diterapkan sejak tiga tahun lalu dengan tujuan dapat memberikan kesejahteraan langsung pada masyarakat dan berperan menjaga kelestarian budaya dan alam di sini," ucapnya.
Dia mengatakan, berdasarkan konsep wisata tersebut maka tempat akomodasi yang dipilih adalah lahan belakang pekarangan rumah warga desa, dengan syarat adanya kegiatan alam dan budaya yang hidup sebagai nilai jualnya.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012