Denpasar (Antara Bali) - Komponen masyarakat Bali mendeklarasikan perdamaian dan kemanusiaan di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, Denpasar, Selasa sore.
"Kami ingin menunjukkan bahwa perdamaian adalah hal yang mendasar dan nilai-nilai kemanusiaan harus diwujudkan," kata Anak Agung Ngurah Mahendra selaku inisiator deklarasi tersebut.
Ada empat butir pesan yang disampaikan pada deklarasi itu, di antaranya senantiasa bertekad menjunjung tinggi perdamaian di seluruh muka bumi.
Butir deklarasi juga berisi bentuk penghargaan atas kesetaraan dan keberagaman dalam ikatan persaudaraan dalam wadah NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
"Kami akan senantiasa mengutamakan pendekatan dialogis serta menghindari penggunaan berbagai bentuk kekerasan dalam menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul diantara anak-anak bangsa," ucapnya.
Sementara itu Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya dalam sambutannya mengajak semua komponen masyarakat untuk saling berbagi dan berkomunikasi untuk membangun hal-hal yang positif.
Ia meminta untuk menghentikan segala konflik yg terjadi. Inisiatif hendaknya dimulai dari tangan pemimpin untuk membawa bangsa dan negara ini menjadi lebih sejahtera, maju, serta adil.
Acara deklarasi ini diisi dengan berbagai atraksi kesenian daerah, di antaranya dari etnis Flobamora (Flores, Sumba, dan Alor), etnis Batak, dan kesenian tektekan dari Bali.
Dimeriahkan pula penampilan tari Bhineka Tunggal Ika Buana Santi yang menceritakan keanekaragaman budaya Nusantara serta tari Maha Widya Merdangga dari Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar. Para pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat pun silih berganti menyampaikan kata perdamaian.
Sementara di akhir acara diisi pelepasan burung merpati oleh Wakil Gubernur Bali AA Ngurah Puspayoga, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, Wakapolda Bali Brigjen Pol Ketut Untung Yoga Ana, mantan menteri kebudayaan dan pariwisata I Gde Ardika, inisiator acara AA Ngurah Mahendra, tokoh Puri Kesiman AA Kusuma Wardhana, serta perwakilan etnis, agama, dan ormas.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kami ingin menunjukkan bahwa perdamaian adalah hal yang mendasar dan nilai-nilai kemanusiaan harus diwujudkan," kata Anak Agung Ngurah Mahendra selaku inisiator deklarasi tersebut.
Ada empat butir pesan yang disampaikan pada deklarasi itu, di antaranya senantiasa bertekad menjunjung tinggi perdamaian di seluruh muka bumi.
Butir deklarasi juga berisi bentuk penghargaan atas kesetaraan dan keberagaman dalam ikatan persaudaraan dalam wadah NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
"Kami akan senantiasa mengutamakan pendekatan dialogis serta menghindari penggunaan berbagai bentuk kekerasan dalam menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul diantara anak-anak bangsa," ucapnya.
Sementara itu Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya dalam sambutannya mengajak semua komponen masyarakat untuk saling berbagi dan berkomunikasi untuk membangun hal-hal yang positif.
Ia meminta untuk menghentikan segala konflik yg terjadi. Inisiatif hendaknya dimulai dari tangan pemimpin untuk membawa bangsa dan negara ini menjadi lebih sejahtera, maju, serta adil.
Acara deklarasi ini diisi dengan berbagai atraksi kesenian daerah, di antaranya dari etnis Flobamora (Flores, Sumba, dan Alor), etnis Batak, dan kesenian tektekan dari Bali.
Dimeriahkan pula penampilan tari Bhineka Tunggal Ika Buana Santi yang menceritakan keanekaragaman budaya Nusantara serta tari Maha Widya Merdangga dari Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar. Para pemuka agama dan tokoh-tokoh masyarakat pun silih berganti menyampaikan kata perdamaian.
Sementara di akhir acara diisi pelepasan burung merpati oleh Wakil Gubernur Bali AA Ngurah Puspayoga, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, Wakapolda Bali Brigjen Pol Ketut Untung Yoga Ana, mantan menteri kebudayaan dan pariwisata I Gde Ardika, inisiator acara AA Ngurah Mahendra, tokoh Puri Kesiman AA Kusuma Wardhana, serta perwakilan etnis, agama, dan ormas.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012