Sebanyak 74 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Astra Mitra Purwodadi Grobogan, Jawa Tengah mengadakan kunjungan industri Ke Pak Oles Green School yang mengoleksi ratusan jenis tanaman herbal yang berkhasiat obat di Jalan Waribang, Kesiman, Denpasar Timur, Jumat (4/11).
Rombongan siswa yang didampingi empat guru pembimbing dipimpin Wakil Kepala Sekolah, Agus Haryanto, SAg diterima Manager Pak Oles Green School Ir Koentjoro Adijanto bersama Kepala Bagian Pemastian Mutu PT Karya Pak Oles Tokcer, Apt Luh Ketut Budi Maitriani, SFarm.
Puluhan siswa kelas XII kompetensi keahlian farmasi, kesehatan perawatan, otomatisasi tata kelola perkantoran serta teknik perkantoran dan jaringan (TKJ) itu mengadakan kunjungan industri tentang obat-obatan herbal dan penerapan Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) maupun Cara Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB).
Agus Haryanto mewakili Kepala Sekolah Titik Hartatik, S.Pt,M.Pd menyampaikan apresiasi, terima kasih dan penghargaan atas kesempatan untuk mengadakan kunjungan ke PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan swasta nasional berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali.
"Hal itu sangat penting artinya bagi siswa kami untuk mempelajari dan mendalami proses produksi yang berstandar cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB)," ucapnya.
Kunjungan siswa ke PT Karya Pak Oles Tokcer berlangsung secara rutin setiap tahun, kunjungan kali ini merupakan yang kelima. "Semoga kerja sama dapat dipelihara di masa-masa mendatang," Agus Haryanto berharap.
Sementara Luh Ketut Budi Maitriani kepada tamunya menjelaskan, tentang perusahaan PT Karya Pak Oles Tokcer yang didirikan tahun 1997 hingga perkembangannya kini selama 25 tahun.
Usaha yang dirintis oleh Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M.Agr, alumnus Faculty Agriculture Universitu of The Ryukyus Okinawa, Jepang berupa Minyak Oles Bokashi yang diracik dari berbagai jenis tanaman obat organik di atas hamparan seluas 6 hektar di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.
Obat tradisional yang dikembangkan tahun 1997 merupakan warisan Pusaka Ramuan Dadong Bandung (nenek Pak Oles) Lengis Arak Nyuh, dari Desa Bengkel, daerah pesisir utara Pulau Bali, yang diproduksi secara modern dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisme (EM4) yang dipelajarinya di Negeri Sakura.
Minyak Oles Bokashi memiliki aroma khas hasil fermentasi perpaduan antara tradisional yang diterapkan Dadong Bandung dengan teknologi EM4 temuan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang (tempat Pak Oles menyelesaikan program S-2) yang kini menjadikan Minyak Oles Bokashi.
Minyak Oles Bokashi dimanfaatkan secara meluas di pasaran lokasl Bali, nasional maupun menembus berbagai negara di belahan dunia.
Bokashi, minyak herbal asli Bali untuk membantu meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga, sebagai campuran mandi rempah, guna mengurangi bau tidak sedap.
Luh Ketut Budi Maitriani menjelaskan, Ramuan Pak Oles selain Minyak Oles Bokashi yang menjadi produk unggulan, juga Bokashi Care dengan tiga jenis varian, Balsem Bokashi, Minyak Tetes Bokashi, Madu Geruh Bokashi, madu rocky, madu resi, madu jamur masker madu hitam, parem lantik dan krim saribing.
Sedangkan Ir Koentjoro Adijanto yang akrab disapa Pak Yoyok itu menjelaskan tentang kebun miniatur pak Oles yang merupakan tempat edukasi tentang pertanian organik yang diperuntukkan bagi masyarakat luas, pelajar dari berbagai jenjang pendidikan.
Pak Oles Green School yang berkolaborasi dengan warung khas Sunda Kang Zangger juga merupakan tempat Bokashi Farm untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan basar, wedding dan berbagai pertemuan.
Pak Oles Green School sekaligus merupakan tempat pengenalan berbagai jenis tanaman obat, mempelajari cara pengembangiakan tanaman yang baik secara vegetatif maupun generatif, mempelajari pembuatan biologi dan pupuk bokashi.
Pak Yayok juga sempat memperkenalkan tentang Effective Microorganisms4 (EM4) pertanian, perikanan, peternakan dan EM4 Limbah produksi PT Songgolangit Persada yang juga didirikan oleh Dr Ir Gede Ngurah Wididana, MAgr.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Rombongan siswa yang didampingi empat guru pembimbing dipimpin Wakil Kepala Sekolah, Agus Haryanto, SAg diterima Manager Pak Oles Green School Ir Koentjoro Adijanto bersama Kepala Bagian Pemastian Mutu PT Karya Pak Oles Tokcer, Apt Luh Ketut Budi Maitriani, SFarm.
Puluhan siswa kelas XII kompetensi keahlian farmasi, kesehatan perawatan, otomatisasi tata kelola perkantoran serta teknik perkantoran dan jaringan (TKJ) itu mengadakan kunjungan industri tentang obat-obatan herbal dan penerapan Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) maupun Cara Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB).
Agus Haryanto mewakili Kepala Sekolah Titik Hartatik, S.Pt,M.Pd menyampaikan apresiasi, terima kasih dan penghargaan atas kesempatan untuk mengadakan kunjungan ke PT Karya Pak Oles Tokcer, sebuah perusahaan swasta nasional berbasis obat-obatan tradisional yang merupakan terbesar di Bali.
"Hal itu sangat penting artinya bagi siswa kami untuk mempelajari dan mendalami proses produksi yang berstandar cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB)," ucapnya.
Kunjungan siswa ke PT Karya Pak Oles Tokcer berlangsung secara rutin setiap tahun, kunjungan kali ini merupakan yang kelima. "Semoga kerja sama dapat dipelihara di masa-masa mendatang," Agus Haryanto berharap.
Sementara Luh Ketut Budi Maitriani kepada tamunya menjelaskan, tentang perusahaan PT Karya Pak Oles Tokcer yang didirikan tahun 1997 hingga perkembangannya kini selama 25 tahun.
Usaha yang dirintis oleh Dr Ir Gede Ngurah Wididana, M.Agr, alumnus Faculty Agriculture Universitu of The Ryukyus Okinawa, Jepang berupa Minyak Oles Bokashi yang diracik dari berbagai jenis tanaman obat organik di atas hamparan seluas 6 hektar di Desa Bengkel, Busungbiu, Kabupaten Buleleng.
Obat tradisional yang dikembangkan tahun 1997 merupakan warisan Pusaka Ramuan Dadong Bandung (nenek Pak Oles) Lengis Arak Nyuh, dari Desa Bengkel, daerah pesisir utara Pulau Bali, yang diproduksi secara modern dengan sentuhan teknologi Effective Microorganisme (EM4) yang dipelajarinya di Negeri Sakura.
Minyak Oles Bokashi memiliki aroma khas hasil fermentasi perpaduan antara tradisional yang diterapkan Dadong Bandung dengan teknologi EM4 temuan Prof. Dr. Teruo Higa, guru besar Universitas Ryukyus, Okinawa, Jepang (tempat Pak Oles menyelesaikan program S-2) yang kini menjadikan Minyak Oles Bokashi.
Minyak Oles Bokashi dimanfaatkan secara meluas di pasaran lokasl Bali, nasional maupun menembus berbagai negara di belahan dunia.
Bokashi, minyak herbal asli Bali untuk membantu meringankan pegal linu, meredakan bisul, gatal dan bengkak akibat gigitan serangga, sebagai campuran mandi rempah, guna mengurangi bau tidak sedap.
Luh Ketut Budi Maitriani menjelaskan, Ramuan Pak Oles selain Minyak Oles Bokashi yang menjadi produk unggulan, juga Bokashi Care dengan tiga jenis varian, Balsem Bokashi, Minyak Tetes Bokashi, Madu Geruh Bokashi, madu rocky, madu resi, madu jamur masker madu hitam, parem lantik dan krim saribing.
Sedangkan Ir Koentjoro Adijanto yang akrab disapa Pak Yoyok itu menjelaskan tentang kebun miniatur pak Oles yang merupakan tempat edukasi tentang pertanian organik yang diperuntukkan bagi masyarakat luas, pelajar dari berbagai jenjang pendidikan.
Pak Oles Green School yang berkolaborasi dengan warung khas Sunda Kang Zangger juga merupakan tempat Bokashi Farm untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan basar, wedding dan berbagai pertemuan.
Pak Oles Green School sekaligus merupakan tempat pengenalan berbagai jenis tanaman obat, mempelajari cara pengembangiakan tanaman yang baik secara vegetatif maupun generatif, mempelajari pembuatan biologi dan pupuk bokashi.
Pak Yayok juga sempat memperkenalkan tentang Effective Microorganisms4 (EM4) pertanian, perikanan, peternakan dan EM4 Limbah produksi PT Songgolangit Persada yang juga didirikan oleh Dr Ir Gede Ngurah Wididana, MAgr.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022