Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) menyalurkan bantuan sosial kepada para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Buleleng sebagai upaya penanggulangan inflasi di daerah tersebut.
"Pemberian berbagai bantuan sosial yang sekaligus bertujuan menurunkan angka kemiskinan bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng itu diwujudkan melalui penyerahan bantuan sembako kepada pelaku UKM di Buleleng," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Provinsi Bali, I Wayan Ekadina, di Gedung Laksmi Graha Singaraja, Rabu.
Ia mengatakan bantuan yang diberikan berupa 125 paket yang terdiri dari beras 10 kilogram, minyak goreng 2 liter, gula 2 kilogram, garam lokal 2 kilogram, sudang lepet satu bungkus.
Pemberian bantuan yang berasal dari "Koperasi Kita Untuk Nusantara" itu juga untuk mendorong koperasi agar masuk ke e-Katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nasional.
Ekadina juga mengapresiasi kegiatan yang sudah difasilitasi oleh Pemkab Buleleng melalui Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Koperasi Kabupaten Buleleng dengan merangsang 125 pelaku UKM yang potensial melalui bantuan sembako sehingga dapat menjaga stabilitas harga dalam menekan inflasi khususnya di Kabupaten Buleleng.
Baca juga: BI: "Bali Jagadhita Culture Week" jadikan UMKM naik kelas
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya melalui pembagian sembako, n amun dengan memberikan bantuan modal melalui kredit usaha rakyat (KUR) sepanjang produknya menarik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan modal awal.
Tidak hanya itu, dari segi pemasaran pemerintah juga membantu dengan melakukan pembinaan dan kurasi produk agar memiliki kualitas terbaik pada satu tempat yaitu Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT).
"Dengan upaya ini terbukti, inflasi di Bali sudah menurunkan pada sektor pangan sebesar 4,94 persen pada Juli dan hingga saat ini sudah mencapai 4,69 persen. Semoga dengan hasil baik ini UMKM kita bisa naik kelas dan go public," tegasnya.
Sementara itu, Komang Aryani selaku pemilik usaha Dodol Penglatan yang menerima bantuan mengungkapkan rasa syukurnya yang beruntung mendapat bantuan tersebut sebagai dampak dari COVID -19 dan inflasi yang terjadi karena kenaikan harga BBM.
Baca juga: UMKM di Bali siapkan 200 perhiasan dan aksesoris untuk suvenir G20
Menurutnya inflasi tersebut sangat berpengaruh dalam hal jumlah produksi karena bahan baku yang harganya relatif naik serta omset yang didapat kurang maksimal, sehingga ke depan dirinya ingin mengikuti program bantuan modal usaha dari pemerintah dalam mendukung produktivitas usahanya.
"Untuk saat ini kami tetap memperkerjakan pekerja hanya saja pembagian upah yang kami kurangi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Pemberian berbagai bantuan sosial yang sekaligus bertujuan menurunkan angka kemiskinan bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng itu diwujudkan melalui penyerahan bantuan sembako kepada pelaku UKM di Buleleng," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) Provinsi Bali, I Wayan Ekadina, di Gedung Laksmi Graha Singaraja, Rabu.
Ia mengatakan bantuan yang diberikan berupa 125 paket yang terdiri dari beras 10 kilogram, minyak goreng 2 liter, gula 2 kilogram, garam lokal 2 kilogram, sudang lepet satu bungkus.
Pemberian bantuan yang berasal dari "Koperasi Kita Untuk Nusantara" itu juga untuk mendorong koperasi agar masuk ke e-Katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Nasional.
Ekadina juga mengapresiasi kegiatan yang sudah difasilitasi oleh Pemkab Buleleng melalui Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Koperasi Kabupaten Buleleng dengan merangsang 125 pelaku UKM yang potensial melalui bantuan sembako sehingga dapat menjaga stabilitas harga dalam menekan inflasi khususnya di Kabupaten Buleleng.
Baca juga: BI: "Bali Jagadhita Culture Week" jadikan UMKM naik kelas
Upaya yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya melalui pembagian sembako, n amun dengan memberikan bantuan modal melalui kredit usaha rakyat (KUR) sepanjang produknya menarik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan modal awal.
Tidak hanya itu, dari segi pemasaran pemerintah juga membantu dengan melakukan pembinaan dan kurasi produk agar memiliki kualitas terbaik pada satu tempat yaitu Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT).
"Dengan upaya ini terbukti, inflasi di Bali sudah menurunkan pada sektor pangan sebesar 4,94 persen pada Juli dan hingga saat ini sudah mencapai 4,69 persen. Semoga dengan hasil baik ini UMKM kita bisa naik kelas dan go public," tegasnya.
Sementara itu, Komang Aryani selaku pemilik usaha Dodol Penglatan yang menerima bantuan mengungkapkan rasa syukurnya yang beruntung mendapat bantuan tersebut sebagai dampak dari COVID -19 dan inflasi yang terjadi karena kenaikan harga BBM.
Baca juga: UMKM di Bali siapkan 200 perhiasan dan aksesoris untuk suvenir G20
Menurutnya inflasi tersebut sangat berpengaruh dalam hal jumlah produksi karena bahan baku yang harganya relatif naik serta omset yang didapat kurang maksimal, sehingga ke depan dirinya ingin mengikuti program bantuan modal usaha dari pemerintah dalam mendukung produktivitas usahanya.
"Untuk saat ini kami tetap memperkerjakan pekerja hanya saja pembagian upah yang kami kurangi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022