Kuta (Antara Bali) - Indonesia melalui produsen vaksin satu-satunya PT Bio Farma (Persero) berkomitmen untuk aktif dalam membantu negara berkembang seperti Afganistan dan Nigeria untuk memerangi penyakit polio.
"Suplai vaksin polio terbesar di dunia itu berasal dari Indonesia. Jadi jelas kita punya kontribusi untuk mengatasi polio di negara yang masih terjangkit polio seperti Afganistan dan Nigeria," kata Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Rahman Rustan, di Kuta, Bali, Kamis.
Menurut dia, vaksin polio produksi perusahaan yang berpusat di Bandung, Jawa Barat, itu selain memiliki kualitas dan khasiat yang tak diragukan lagi juga dijual dengan harga terjangkau kepada negara-negara berkembang.
Kepedulian Indonesia itu sejalan dengan strategi imunisasi global yang menekankan bahwa kegiatan imunisasi bukan hanya kewajiban pemerintah negara setempat melainkan juga menjadi perhatian dunia.
"Apabila polio itu masih ditemukan di satu titik negara, maka itu tetap menjadi perhatian dunia," kata Rahman.
Ia juga mengemukakan, adalah sangat berbahaya apabila ada satu negara yang masih membatasi diri atau tidak menggalakkan gerakan imunisasi.
Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan akan vaksin polio di dua negara tersebut, Indonesia, lanjut Rustanm telah mengirim vaksin per tahunnya sesuai dengan kebutuhan di negara setempat.
Produksi vaksin dari Bio Farma saat ini telah dieskpor ke 117 negara di dunia yang menandakan bahwa produksi vaksin anak negeri itu telah mendapat kepercayaan dunia.
Hingga saat ini sedikitnya 11 vaksin produksi produsen vaksin yang didirikan tahun 1890 itu telah mendapat prakualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Untuk beberapa tahun mendatang, beberapa vaksin baru akan diproduksi Bio Farma di antaranya vaksin pentavalen yang merupakan gabungan dari lima jenis vaksin yakni difteri, pertusis, hepatitis B, tetanus, dan haemophilus influenza type B (HIB).(DWA/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Suplai vaksin polio terbesar di dunia itu berasal dari Indonesia. Jadi jelas kita punya kontribusi untuk mengatasi polio di negara yang masih terjangkit polio seperti Afganistan dan Nigeria," kata Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Rahman Rustan, di Kuta, Bali, Kamis.
Menurut dia, vaksin polio produksi perusahaan yang berpusat di Bandung, Jawa Barat, itu selain memiliki kualitas dan khasiat yang tak diragukan lagi juga dijual dengan harga terjangkau kepada negara-negara berkembang.
Kepedulian Indonesia itu sejalan dengan strategi imunisasi global yang menekankan bahwa kegiatan imunisasi bukan hanya kewajiban pemerintah negara setempat melainkan juga menjadi perhatian dunia.
"Apabila polio itu masih ditemukan di satu titik negara, maka itu tetap menjadi perhatian dunia," kata Rahman.
Ia juga mengemukakan, adalah sangat berbahaya apabila ada satu negara yang masih membatasi diri atau tidak menggalakkan gerakan imunisasi.
Sementara itu untuk memenuhi kebutuhan akan vaksin polio di dua negara tersebut, Indonesia, lanjut Rustanm telah mengirim vaksin per tahunnya sesuai dengan kebutuhan di negara setempat.
Produksi vaksin dari Bio Farma saat ini telah dieskpor ke 117 negara di dunia yang menandakan bahwa produksi vaksin anak negeri itu telah mendapat kepercayaan dunia.
Hingga saat ini sedikitnya 11 vaksin produksi produsen vaksin yang didirikan tahun 1890 itu telah mendapat prakualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Untuk beberapa tahun mendatang, beberapa vaksin baru akan diproduksi Bio Farma di antaranya vaksin pentavalen yang merupakan gabungan dari lima jenis vaksin yakni difteri, pertusis, hepatitis B, tetanus, dan haemophilus influenza type B (HIB).(DWA/ADT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012