Denpasar (Antara Bali) - Warga mengeluhkan pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan terowongan (underpass) Simpang Dewa Ruci/Simpang Siur, Kuta, Kabupaten Badung, yang tidak rapih dan mengganggu pengguna jalan.
"Saya tak habis pikir proyek berbiaya ratusan miliar rupiah tersebut pengerjaannya tidak rapih. Bahkan pada galian di pinggir jalan pemadatannya terkesan asal-asalan. Hal itu bisa membahayakan pengguna jalan," kata Wayan Subawa, seorang warga yang hampir setiap hari melintasi jalan itu, di Denpasar, Rabu.
Semestinya pembangunan proyek tersebut tidak sampai menjadi keluhan warga dan wisatawan asing yang sedang berlibur di Pulau Dewata.
"Pihak kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut seharusnya teliti, termasuk mengantisipasi jalan yang dibongkar agar pemadatannya rapih dan tidak sampai dikeluhkan masyarakat. Sekarang ini jalannya tidak rata dan banyak genangan air," katanya.
Apalagi jalan tersebut merupakan akses vital, sehingga pengerjaannya harus hati-hati dan pemadatannya merata, ujarnya.
"Seharusnya tidak boleh seperti itu. Pemborong proyek harus juga memikirkan keselamatan pengguna jalan. Dengan adanya pekerjaan penggalian dan penutupan kembali pada jalan tersebut yang tidak rata, sangat berbahaya, terutama bagi pengendara sepeda motor," ucap Subawa.(*/ADT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Saya tak habis pikir proyek berbiaya ratusan miliar rupiah tersebut pengerjaannya tidak rapih. Bahkan pada galian di pinggir jalan pemadatannya terkesan asal-asalan. Hal itu bisa membahayakan pengguna jalan," kata Wayan Subawa, seorang warga yang hampir setiap hari melintasi jalan itu, di Denpasar, Rabu.
Semestinya pembangunan proyek tersebut tidak sampai menjadi keluhan warga dan wisatawan asing yang sedang berlibur di Pulau Dewata.
"Pihak kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut seharusnya teliti, termasuk mengantisipasi jalan yang dibongkar agar pemadatannya rapih dan tidak sampai dikeluhkan masyarakat. Sekarang ini jalannya tidak rata dan banyak genangan air," katanya.
Apalagi jalan tersebut merupakan akses vital, sehingga pengerjaannya harus hati-hati dan pemadatannya merata, ujarnya.
"Seharusnya tidak boleh seperti itu. Pemborong proyek harus juga memikirkan keselamatan pengguna jalan. Dengan adanya pekerjaan penggalian dan penutupan kembali pada jalan tersebut yang tidak rata, sangat berbahaya, terutama bagi pengendara sepeda motor," ucap Subawa.(*/ADT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012