Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Bali, Gede Suyasa meminta Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (DAPD) setempat berinovasi dalam menciptakan program-program digitalisasi yang menarik minat masyarakat.

"Era digital saat ini, masyarakat lebih memilih untuk membaca melalui internet karena dianggap lebih gampang untuk mencari literasi," kata Suyasa saat membuka Bedah Buku berjudul 'Dinosaurus Punah Virus Tidak' yang diadakan Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Buleleng di Singaraja, Selasa.

Pihaknya memberikan tantangan untuk Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Buleleng agar bisa tetap menjaga eksistensinya di masyarakat dengan melakukan 'disruption' berpindah ke digitalisasi.

Baca juga: DKPP Buleleng gelar pasar murah untuk stabilkan harga

"Jadi, Dinas Arsip dan Perpustakaan juga harus melakukan upaya itu. Kalau masih manual pasti ditinggal, buatlah program untuk menarik minat membaca dari masyarakat, misalnya, ada berapa buku yang ada, bukunya apa saja, berapa yang baca, dari yang baca itu kebutuhan dan yang menjadi daya tariknya yang mana, sehingga pengadaannya kemana, itu juga menjadi analisa," ungkapnya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga ini mengatakan, saat ini Pemkab Buleleng masih mempertahankan Dinas Arsip dan Perpustakaan. Namun, dirinya mengatakan, semua tergantung dari program-program yang diberikan kepada masyarakat.

"Saat ini masih dipertahankan makanya harus kita lihat kedepannya, apakah menjadi kebutuhan mendasar atau tidak. Kalau misalkan dinas ini bisa melakukan inovasi yang berlari ke dunia digitalisasi dan tersistem dengan baik, manajemen bagus, lalu orang mendatanginya, jadi kebutuhan masyarakat, ya tentu harus dipertahankan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Buleleng Made Era Oktarini mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan program yang mengarah ke digitalisasi.

Baca juga: Kominfo tunjuk Buleleng laksanakan "Digital Talent Schoolarship"

Pihaknya sedang mendata arsip yang bisa dimasukkan ke digital. "Kami sedang mendata arsip mana yang bisa kami digitalisasikan, karena arsip juga ada masa litensinya," katanya.

Terkait perpustakaan, dirinya menjelaskan bahwa Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah terus melakukan koordinasi dengan Perpustakaan nasional terkait program yang akan diluncurkan.

"Rencananya, Perpusnas memberikan bantuan dana untuk pembangunan perpustakaan, namun kami belum menerimanya karena kami belum memiliki lahan," jelasnya.

Dia menambahkan, kendala yang dihadapi terkait digitalisasi adalah sarana dan prasarana yang belum memadai. "Kami terkendala sarana dan prasarana saja, untuk SDM kami sudah memilikinya," pungkasnya.
 

Pewarta: IMBA Purnomo

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022