PT PLN (Persero) bersama perusahaan asal Prancis Sabella SAS dan PT Meindo Elang Indah meneken nota kesepahaman kerja sama (MoU) tentang studi bersama pemanfaatan potensi energi arus laut (tidal energy) untuk pengembangan pembangkit listrik di Indonesia.
Dokumen kerja sama itu, yang diteken pada sela-sela kegiatan seminar hydropower dan geothermal PLN di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis, diharapkan menjadi salah satu cara mempercepat transisi energi sekaligus mengoptimalkan seluruh potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.
Direktur Manajemen Proyek dan EBT PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan jika studi itu nantinya rampung maka itu akan menjadi modal penting untuk membangun pembangkit listrik energi arus laut pertama di Indonesia.
“Arus laut ini sangat dinanti-nantikan,” kata Wiluyo saat menyampaikan laporan di hadapan Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, sejumlah pejabat dari Kementerian ESDM, dan pemangku kepentingan lainnya di acara seminar.
Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan kerja sama MoU dengan Sabella SAS dan PT Meindo Elang Indah merupakan upaya memanfaatkan seluruh potensi energi baru dan terbarukan (EBT) yang ada di tanah air.
Baca juga: PLN ajak berbagai pihak guna percepat transisi energi
“Kami pertimbangkan semua sesuai local availability dari renewable energy. Tentu saja, kawasan timur Indonesia daerah yang berpulau-pulau dengan arus laut cukup tinggi. Kami mulai memetakan seperti apa potensinya dan kebutuhannya,” kata Darmawan menjawab pertanyaan ANTARA saat ditemui di lokasi seminar.
Dalam kesempatan yang sama, Darmawan juga menyampaikan MoU kerja sama itu juga menunjukkan bahwa PLN berupaya mengatasi tantangan transisi energi melalui kemitraan yang tidak hanya dengan mitra dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri.
Alasannya, transisi energi merupakan salah satu cara mengatasi persoalan dunia, yaitu mengurangi dampak pemanasan global melalui pemanfaatan energi rendah atau tanpa emisi karbon.
“Ini adalah global problem, global climate change. Emisi karbon Indonesia dan Eropa sama dampaknya. Ini global challenge. Untuk itu, kita menghadapi ini dengan global solution,” kata Dirut PLN.
Baca juga: Jokowi tegaskan tidak ada penghapusan golongan daya 450 VA
Tidak hanya dengan perusahaan asal Prancis, PLN pada sela-sela acara seminar di Nusa Dua, Kamis, juga menandatangani MoU dengan China Renewable Energy Engineering Institute (CREEI).
Kerja sama PLN dan CREEI terkait dukungan teknis untuk teknologi rendah karbon dan proteksi terhadap lingkungan.
Kemudian, PLN juga meneken MoU dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan Kyudenco Corporation terkait riset bersama (joint study) pemanfaatan energi terbarukan untuk pasokan listrik 100 persen di daerah-daerah terpencil (remote area).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Dokumen kerja sama itu, yang diteken pada sela-sela kegiatan seminar hydropower dan geothermal PLN di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis, diharapkan menjadi salah satu cara mempercepat transisi energi sekaligus mengoptimalkan seluruh potensi energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.
Direktur Manajemen Proyek dan EBT PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan jika studi itu nantinya rampung maka itu akan menjadi modal penting untuk membangun pembangkit listrik energi arus laut pertama di Indonesia.
“Arus laut ini sangat dinanti-nantikan,” kata Wiluyo saat menyampaikan laporan di hadapan Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, sejumlah pejabat dari Kementerian ESDM, dan pemangku kepentingan lainnya di acara seminar.
Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan kerja sama MoU dengan Sabella SAS dan PT Meindo Elang Indah merupakan upaya memanfaatkan seluruh potensi energi baru dan terbarukan (EBT) yang ada di tanah air.
Baca juga: PLN ajak berbagai pihak guna percepat transisi energi
“Kami pertimbangkan semua sesuai local availability dari renewable energy. Tentu saja, kawasan timur Indonesia daerah yang berpulau-pulau dengan arus laut cukup tinggi. Kami mulai memetakan seperti apa potensinya dan kebutuhannya,” kata Darmawan menjawab pertanyaan ANTARA saat ditemui di lokasi seminar.
Dalam kesempatan yang sama, Darmawan juga menyampaikan MoU kerja sama itu juga menunjukkan bahwa PLN berupaya mengatasi tantangan transisi energi melalui kemitraan yang tidak hanya dengan mitra dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri.
Alasannya, transisi energi merupakan salah satu cara mengatasi persoalan dunia, yaitu mengurangi dampak pemanasan global melalui pemanfaatan energi rendah atau tanpa emisi karbon.
“Ini adalah global problem, global climate change. Emisi karbon Indonesia dan Eropa sama dampaknya. Ini global challenge. Untuk itu, kita menghadapi ini dengan global solution,” kata Dirut PLN.
Baca juga: Jokowi tegaskan tidak ada penghapusan golongan daya 450 VA
Tidak hanya dengan perusahaan asal Prancis, PLN pada sela-sela acara seminar di Nusa Dua, Kamis, juga menandatangani MoU dengan China Renewable Energy Engineering Institute (CREEI).
Kerja sama PLN dan CREEI terkait dukungan teknis untuk teknologi rendah karbon dan proteksi terhadap lingkungan.
Kemudian, PLN juga meneken MoU dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) dan Kyudenco Corporation terkait riset bersama (joint study) pemanfaatan energi terbarukan untuk pasokan listrik 100 persen di daerah-daerah terpencil (remote area).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022