Penjabat Bupati Buleleng, Bali, Ketut Lihadnyana meminta tidak ada rekayasa data oleh masyarakat dan petugas lapangan dalam melakukan sensus program registrasi sosial ekonomi (Regsosek) 2022 di lapangan agar program pembangunan bisa tepat sasaran.
"Saya menekankan agar petugas sensus benar-benar memperhatikan titik-titik kritikal," kata Lihadnyana saat menerima audensi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buleleng di Kantor Bupati Buleleng, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Kamis.
Ia mengatakan, kadangkala tidak sedikit oknum masyarakat yang merekayasa kondisi perekonomian mereka. Hal ini akan berdampak pada validitas data yang dihimpun dan angka kemiskinan yang tidak menurun.
“Saya punya pengalaman di pemutakhiran basis data terpadu. Karena ada saja oknum masyarakat yang tidak malu dikategorikan miskin dan berharap dimasukkan sebagai data miskin meskipun mereka kaya. Itu persoalannya, titik-titik kritis harus dilihat. Penekanannya terhadap petugas sensus,” ungkapnya.
Baca juga: Sekda Buleleng libatkan pendamping PKH sukseskan Program Regsosek 2022
Lihadnyana mengatakan bahwa petugas sensus yang telah direkrut untuk mengumpulkan data masyarakat harus diberikan pengetahuan, tak hanya normatif. Namun lebih kepada pengalaman-pengalaman yang ditemukan di lapangan.
“Jangan normatif saja karena tidak seperti itu di lapangan. Kenapa dulu sensus banyak yang tercecer. Sedikit saya me-review terkadang petugas sensus melakukan tugas tanpa mendatangi rumah warga. Seperti survei,” lanjutnya.
Menurutnya, jika tersebut terjadi, maka seluruh rencana pembangunan akan salah, karena program pemerintah yang akan digulirkan menjadi tidak tepat sasaran.
“Ini triliunan biayanya, diharapkan mendapatkan data yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Mudah-mudahan tingkat kemiskinan turun dan jangan sampai malah naik kembali,” terangnya.
Baca juga: Pemkot Denpasar ajak masyarakat sukseskan pendataan awal Regsosek 2022
Sementara itu, Kepala BPS Buleleng Made Bimbo Abdi Suardika mengapresiasi dukungan yang diberikan Pemkab Buleleng untuk menyukseskan program satu data nasional ini. Sensus ini menyasar seluruh masyarakat Buleleng tanpa terkecuali.
Saat ini program Regsosek dalam tahapan perekrutan petugas sensus. Para petugas sensus merupakan warga desa setempat yang memenuhi beberapa kriteria seperti mengetahui dengan jelas wilayah desanya, kondisi masyarakat, tidak memiliki pekerjaan tetap, berkomitmen dan menguasai teknologi khususnya smartphone android.
“Yang pasti ini baru pendataan awal saja. Nanti programnya berdasarkan masing-masing kementerian yang menggunakan data ini berdasarkan konsep-konsep program bantuannya,” kata Bimbo.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Saya menekankan agar petugas sensus benar-benar memperhatikan titik-titik kritikal," kata Lihadnyana saat menerima audensi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Buleleng di Kantor Bupati Buleleng, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Kamis.
Ia mengatakan, kadangkala tidak sedikit oknum masyarakat yang merekayasa kondisi perekonomian mereka. Hal ini akan berdampak pada validitas data yang dihimpun dan angka kemiskinan yang tidak menurun.
“Saya punya pengalaman di pemutakhiran basis data terpadu. Karena ada saja oknum masyarakat yang tidak malu dikategorikan miskin dan berharap dimasukkan sebagai data miskin meskipun mereka kaya. Itu persoalannya, titik-titik kritis harus dilihat. Penekanannya terhadap petugas sensus,” ungkapnya.
Baca juga: Sekda Buleleng libatkan pendamping PKH sukseskan Program Regsosek 2022
Lihadnyana mengatakan bahwa petugas sensus yang telah direkrut untuk mengumpulkan data masyarakat harus diberikan pengetahuan, tak hanya normatif. Namun lebih kepada pengalaman-pengalaman yang ditemukan di lapangan.
“Jangan normatif saja karena tidak seperti itu di lapangan. Kenapa dulu sensus banyak yang tercecer. Sedikit saya me-review terkadang petugas sensus melakukan tugas tanpa mendatangi rumah warga. Seperti survei,” lanjutnya.
Menurutnya, jika tersebut terjadi, maka seluruh rencana pembangunan akan salah, karena program pemerintah yang akan digulirkan menjadi tidak tepat sasaran.
“Ini triliunan biayanya, diharapkan mendapatkan data yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Mudah-mudahan tingkat kemiskinan turun dan jangan sampai malah naik kembali,” terangnya.
Baca juga: Pemkot Denpasar ajak masyarakat sukseskan pendataan awal Regsosek 2022
Sementara itu, Kepala BPS Buleleng Made Bimbo Abdi Suardika mengapresiasi dukungan yang diberikan Pemkab Buleleng untuk menyukseskan program satu data nasional ini. Sensus ini menyasar seluruh masyarakat Buleleng tanpa terkecuali.
Saat ini program Regsosek dalam tahapan perekrutan petugas sensus. Para petugas sensus merupakan warga desa setempat yang memenuhi beberapa kriteria seperti mengetahui dengan jelas wilayah desanya, kondisi masyarakat, tidak memiliki pekerjaan tetap, berkomitmen dan menguasai teknologi khususnya smartphone android.
“Yang pasti ini baru pendataan awal saja. Nanti programnya berdasarkan masing-masing kementerian yang menggunakan data ini berdasarkan konsep-konsep program bantuannya,” kata Bimbo.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022