Jakarta (Antara Bali) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memperbolehkan vasektomi ikut meningkatkan kepesertaan KB pria.
"Para pria, khususnya kaum Muslim merasa lebih yakin untuk menjadi peserta KB dengan adanya fatwa MUI," kata Sekretaris Utama BKKBN Subagyo di Jakarta, Selasa, tanpa menyebutkan angka kepesertaan KB pria.
Subagyo menjelaskan, selama ini terjadi stagnasi kesertaan KB pria dengan vasektomi, antara lain disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, informasi, kesadaran, sosialisasi, dan fasilitas pelayanan KB pria.
Dia menjelaskan, salah satu komitmen MUI adalah memberikan fatwa memperbolehkan vasektomi dengan syarat untuk tujuan yang tidak menyalahi syariat.
Di antaranya tidak menimbulkan kemandulan permanen, ada jaminan dapat dilakukan rekanalisasi yang dapat mengembalikan fungsi reproduksi seperti semula, serta tidak menimbulkan bahaya bagi peserta KB.
Sugiri mengatakan, saat ini pelayanan KB di Indonesia belum sepenuhnya memperhatikan kesetaraan gender karena hampir seluruh peserta KB adalah perempuan.
Sedangkan peserta KB pria, khususnya vasektomi hanya 0,2 persen menurut SDKI 2003 dan 0,3 persen menurut SDKI 2007.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Para pria, khususnya kaum Muslim merasa lebih yakin untuk menjadi peserta KB dengan adanya fatwa MUI," kata Sekretaris Utama BKKBN Subagyo di Jakarta, Selasa, tanpa menyebutkan angka kepesertaan KB pria.
Subagyo menjelaskan, selama ini terjadi stagnasi kesertaan KB pria dengan vasektomi, antara lain disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, informasi, kesadaran, sosialisasi, dan fasilitas pelayanan KB pria.
Dia menjelaskan, salah satu komitmen MUI adalah memberikan fatwa memperbolehkan vasektomi dengan syarat untuk tujuan yang tidak menyalahi syariat.
Di antaranya tidak menimbulkan kemandulan permanen, ada jaminan dapat dilakukan rekanalisasi yang dapat mengembalikan fungsi reproduksi seperti semula, serta tidak menimbulkan bahaya bagi peserta KB.
Sugiri mengatakan, saat ini pelayanan KB di Indonesia belum sepenuhnya memperhatikan kesetaraan gender karena hampir seluruh peserta KB adalah perempuan.
Sedangkan peserta KB pria, khususnya vasektomi hanya 0,2 persen menurut SDKI 2003 dan 0,3 persen menurut SDKI 2007.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012